×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12351

Hadiah Terindah Kain Warna untuk Bunda

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Kisah ini datang dari ulama ternama di era tabi’in, yakni masa setelah era shahabat Rasulullah. Ialah Ibnu Sirrin, ahli fikih murid para shahabat nabi. Ia memberi banyak pelajaran agama dan fatwa tentang ibadah. Karyanya pula masih dibaca dan menjadi rujukan hingga kini. 

Siapa sangka ulama yang sibuk berdakwah ini selalu memiliki waktu luang bagi ibunda. Ia yang terbiasa menulis dan membaca rela bersusah payah hanya demi hadiah untuk ibu tercinta. Sebuah kain warna, hadiah itu yang selalu disiapkannya untuk ibunda setiap kali hari raya tiba. 

Setiap menjelang hari raya, Ibnu Sirrin akan mengosongkan jadwal rutinitasnya beberapa hari. Ia akan pergi ke pasar dengan membawa uang dirham yang banyak untuk membeli sebuah kain berkualitas tinggi. Kain itu masih polos. Tak ada warna indah padanya. 

Alih-alih membeli kain berwarna, Ibnu Sirrin membeli pewarna kain terpisah. Sepulang dari pasar, ia akan mencelup sendiri kain yang dibeli pada pewarna. Hasil kain yang cantik dan indah digarap sendiri dengan kedua tangannya. Banyak orang heran melihatnya. Ia yang terpandang sebagai ulama itu mengapa mau bersusah payah mencelup kain.

Ibnu Sirrin melakukannya bukan tanpa alasan. Sang ibunda sangat menyukai kain yang indah warnanya. Sang ulama pun ingin memberikan kain spesial yang tak dimiliki siapapun. Karenanyalah ia memilih bersusah payah mencelup kain meski harus lelah, berpeluh dan kotor. Apa yang dilakukannya tak sebanding dengan pengorbanan ibunda. Demikian yang dipikirkannya.

Sang ibu pun sangat gembira acap kali mendapat hadiah dari ananda. Setiap kali hari raya, ia mendapat kegembiraan berlebih darinya. Apalagi dahulu ibunda Ibnu Sirrin adalah seorang budak. Sejak kecil ia hidup dalam keterbatasan materi dan harus selalu bekerja untuk majikannya. Setelah menikah dan memiliki putra shalih, hidupnya dipenuhi kegembiraan tak terkira. 

Bahkan tak hanya hari raya, setiap hari Ibnu Sirrin selalu beradab baik pada ibunda. Dikisahkan suatu hari seorang datang bertamu menemui Ibnu Sirrin di rumahnya. Saat itu Ibnu Sirrin tengah duduk bersama ibunda. Ia nampak berbisik-bisik pada sang ibu. Melihat interaksi ibu dan anak itu, tamu tersebut merasa heran. Namun ia sungkan untuk bertanya.

Setelah undur diri dari rumah Ibnu Sirrin, sang tamu menemui para sahabat Ibnu Sirrin. Ia pun menanyakan hal yang membuatnya heran dan bertanya-tanya saat di rumah sang ulama. “Ada apa dengan Muhammad (bin Sirrin), apakah dia mengadukan satu hal (pada ibunya)?” tanyanya. Ternyata sang tamu berpikiran bahwa bisik-bisiknya Ibnu Sirrin pada ibunya karena tengah mengadukan suatu perkara.

Mendengar pertanyaan tersebut, para sahabat Ibnu Sirrin pun tersenyum. Salah satu dari mereka kemudian berkata, “Tidak, memang seperti itu keadaannya jika berada di dekat ibunya,” ujarnya.

Ibnu Sirrin tidak pernah berkata keras pada ibunya. Bahkan karena kehati-hatiannya, ia selalu berbicara amat sangat pelan ketika berinteraksi dengan ibunda. Hal ini diungkapkan saudaranya, Hafshah binti Sirin. 

Hafshah berkata, “Aku tidak pernah melihat Muhamad bin Sirin bersuara keras di hadapan ibunya. Apabila beliau berkata-kata dengan ibunya, maka beliau seperti seorang yang berbisik-bisik,” ujarnya dikutip dari Siyar A’lam An Nubala’ karya adz-Dzahabi, dilansir muslim.or.id.

Tentang kebiasaan Ibnu Sirrin membuat kain untuk ibunya, seperti kisah sebelumnya, juga diungkap Hafshah. “Ibu dari Muhammad bin Sirin sangat suka celupan warna untuk kain. Jika Muhammad bin Sirin memberikan kain untuk ibunya, maka beliau belikan kain yang paling halus. Jika hari raya tiba, Muhammad bin Sirin mencelupkan pewarna kain untuk ibunya.”

(Baca juga : Hadiah Terakhir Ayah Sebelum Meninggal)

Subhanallah, sikap Ibnu Sirrin sangat patut diteladani. Mungkin hal yang bisa kita tiru adalah memberi hadiah pada ibunda. Atau jika ingin berusaha lebih seperti Ibnu Sirrin, kita bisa membuatnya sendiri. 

Merajut syal untuk bunda misalnya, atau menjahit baju, membuat clutch, meronce kalung, memberi bunga yang kita tanam sendiri, memasakkan hidangan spesial, membuat kue, atau hal sederhana seperti membuat kartu ucapan terima kasih dengan hiasan seadanya namun spesial. Apapun itu, seorang ibu pasti suka dengan kejutan hadiah anaknya.

Leave a Comment