Mendapat Semua Jawaban dalam Al Qur’an, Novita Bersyahadat

Novita Sari Tobing, bersyahadat setelah yakin dengan Al - Qur'an Novita Sari Tobing, bersyahadat setelah yakin dengan Al - Qur'an

Muslimahdaily - Novita Sari Tobing selalu dirundung pertanyaan akan hidup sejak usia sangat belia, yakni 22 tahun. Gadis asal Jakarta tersebut kemudian mencari jawaban atas segala pertanyaan yang mengganggu hidupnya itu. 

Butuh dua tahun bagi Novita memutuskan mencari kebenaran dan mendapati bahwa Al Qur’an mampu menjawab segala pertanyaannya meski yang tersulit sekalipun. Salah satu perantara yang sangat menunjang hidayah itu ialah beberapa video Dr. Zakir Naik yang ia tonton melalui YouTube.

Kisah Novita bermula saat ia kecil, ketika ia berada dalam kebingungan beragama. Ia sempat menjadi muslim hingga usia 8 tahun. Namun karena satu dua hal, gadis kelahiran 8 November 1993 itu menjadi penganut Kristen Protestan. Sejak itu, hingga di usia 22 tahun, Novita merasa nyaman di atas keyakinanya.

Hingga kemudian kesempatan mendapatkan hidayah Allah mulai datang. Novita mengalami problema hidup hingga mengalami kegalauan akan latar belakang keluarganya dan keyakinan agama yang selama ini ia anut. 

“Awalnya saya merasa nyaman dengan keyakinan yang saya miliki, lalu pada saat memasuki usia 22 tahun, saya terus berpikir keras tentang latar belakang keluarga saya dulu, dan dengan keyakinan yang saya miliki. Lalu pertanyaan yang bertubi tubi pun semakin banyak yang timbul dalam benak saya tanpa henti,” ujarnya kepada muslimahdaily.com.

Novita sempat berpikiran pendek dan hendak mengambil jalan pintas. Namun kemudian cahaya itu benar-benar datang. Ia mulai penasaran akan Islam hingga memperlajarinya dengan tekun. Ia melahap banyak sekali buku dan video tentang risalah Rasulullah yang agung ini. Semua dilakukannya seorang diri, sembunyi sembunyi.

“Hingga pada suatu moment saya mendapat petunjuk dari Allah untuk belajar islam. Pada saat itu saya hanya memutuskan belajar, hingga saya terus bekerja keras untuk mencari kebenaran, saya memutuskan untuk belajar perbandingan agama. Pada saat itu saya masih diam diam dalam kegamangan saya, hanya buka internet dan buku,” pengakuan gadis cantik yang baru saja lulus dari Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut.

Namun ternyata belajar otodidak menyulitkannya. Ia pun kemudian curhat pada seorang teman dekat dan dapat ia percaya. Teman sesama mahasiswa itu pun kemudian mengenalkannya pada sosok Dr. Zakir Naik. “Alhamdulillah saya dapat petunjuk dan pada saat itu saat saya banyak menonton video Dr Zakir Naik di youtube dan saya diberikan buku perbandingan agama dari teman kuliah saya pada saat itu,” ujarnya.

Namun Novita tak langsung bersyahadat. Ia memilih belajar shalat dan mengaji sebelum berislam secara kaffah. Ia meyakinkan diri bahwa keputusannya berislam adalah dari hati dan bukan paksaan dari siapapun. “Alhamdulillah 26 Maret 2017 kemarin saya bersyahdat resmi di Masjid Darussalam Kota Wisata,” tutur Novita yang hobi membaca dan menulis tersebut.

Setelah menjadi muslimah, Novita merasa sangat damai. Segala pertanyaan yang mengganggu hidupnya tak lagi muncul karena semua jawabannya telah tercantum dalam Al Qur’an. “Semua pertanyaan yang ada di kepala saya bisa di jawab dalam quran. Setiap kali saya bertanya dan bertanya selalu ada jawabannya, insyaAllah. Dalam islam saya juga sekarang merasa lebih tenang, dalam islam saya merasakan nikmat berkeyakinan,” kata Novi.

Islam, lanjut Novita, merupakan agama yang sangat indah. Islam mmebawa rahmat bagi seluruh alam, membawa kebaikan dan kebenaran untuk seluruh umat. “Coba bayangkan segala sesuatunya saja diatur dalam islam, bahkan sampai bagian terkecil seperti minum dengan tangan kanan dan menebah tempat tidur, mungkin terlihat sepele. Tapi sungguh, jika kita kaji itu semua buat kebaikan manusia,” tuturnya, tersenyum.

Meski bahagia, Novita tak luput dari tantangan menjadi mualaf. Ia sempat hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena banyaknya kontra dari keluarga. Pertentangan keluarga non muslim terus saja berdatangan. Teman-temannya pun bersikap sama. Namun gadis yang berprofesi sebagai penulis itu tak pernah patah semangat. Novita yang yatim piatu itu pula tetap bersyukur karena masih banyak teman dan kerabat yang mendukungnya berislam.

“Saya hanya minta doanya supaya hati dan diri ini tetap istiqomah dan dapat terus memperbaiki diri sbg seorang muslimah. Semoga saya dapat menjaga hidayah Allah ini hingga akhir hayat, sungguh tiap hari di setiap tidur malam saya, saya merasa tidak pantas akan hidayah Allah ini, apa lah saya? Tapi jujur saya tidak tau hidup sampai kapan dan saya lebih memilih hidup susah daripada tidak memetik hidayah ini sama sekali,” pungkasnya, haru.

Leave a Comment