Hikmah Kisah Nabi Yunus di Dalam Perut Ikan

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Disebutkan dalam kitab Qishashul Anbiya karya Imam Ibnu Katsir, bahwa para ahli tafsir mengatakan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Nainuwi di daerah Al-Muwashil. Ia menyeru mereka ke jalan Allah, namun mereka mengingkarinya dan tetap dalam kekafirannya. Setelah hal itu berlangsung lama, Nabi Yunus pergi meninggalkan mereka dan mengancam akan turunnya azab dari Allah atas mereka setelah tiga hari.

Ibnu Mas’ud, Mujahid, Sa’id bin Jubair , dan beberapa ulama lainnya berkata: “Setelah Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya, dan mereka benar-benar menyaksikan akan datangnya azab itu, ternyata Allah membangkitkan dalam hati mereka untuk kembali dan bertaubat kepada-Nya.”

Maka, mereka menyesali perbuatan mereka dan bertaubat kepada Allah serta menundukkan diri kepada-Nya, mereka memohon kepada Allah untuk mengampuni mereka. 

Kemudian, dengan rahmat Allah dan kasih sayang-Nya, Allah menghentikan gelombang azab tersebut.

Allah berfirman dalam surah Yunus ayat 98: “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.”

Nabi Yunus meninggalkan kaumnya dan ditelan ikan

Menurut ahli tafsir, setelah Nabi Yunus meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah karena ulah mereka, Ia naik kapal laut yang membawa penumpang melebihi daya muat maksimal, sehingga kapal menjadi oleng dan hampir tenggelam. Sehingga mereka bermusyawarah dan mencari solusi. Mereka memutuskan untuk mengundi, siapa yang kalah maka akan dilempar ke laut demi mengurangi beban kapal.

Undian dilakukan dan jatuh pada Yunus AS, namun mereka menolaknya. Hingga tiga kali dan undian tetap jatuh kepada Yunus AS atas kuasa Allah. Maka ia diceburkan ke laut. Lalu Allah mengutus seekor ikan besar dari laut hijau untuk menelannya, dan dengan petunjuk-Nya ikan itu tidak memakan daging dan tulangnya. Ikan itu lantas membawanya mengarungi lautan.

“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” (Surah Al-Shaffat: 139-142)

Ulama berbeda pendapat tentang lamanya Nabi Yunus di dalam perut ikan, ada yang mengatakan bahwa Yunus AS ditelan pagi hari dan dimuntahkan kembali pada sore hari, ada yg mengatakan selama tiga hari, pendapat lainnya tujuh hari, dan ada yang mengatakan 40 hari. Hanya Allah yang benar-benar Mengetahuinya.

Yunus lalu mencoba menggerakkan tubuhnya dan menyadari bahwa ia masih hidup. Lantas ia bersujud dan berkata: “Ya Tuhanku, aku telah menjadikan tempat bersujud di suatu tempat. Dimana tidak ada seorang pun dari hamba-hamba-Mu yang bersujud di tempat semacam itu.” Sementara di dalam perut ikan nan gelap, Nabi Yunus mendengar makhluk-makhluk dalam laut bertasbih kepada Allah. 

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka, ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Surah Al-Anbiya: 87-88)

“Maka kalau sekiranya Dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (Surah Al-Shaffat: 143-144)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Asma Allah yang apabila seseorang berdo’a dengannya tentu diperkenankan, jika meminta dengannya tentu ia diberi, yaitu do’a Nabi Yunus bin Matta.”

Dalam hadits lain: “Barangsiapa yang berdo’a dengan do’a Nabi Yunus, tentu akan diperkenankan baginya.”

Do’a Nabi Yunus tersebut adalah: “Laa ilaaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minadz dzaalimiin (Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim)” (Surah Al-Anbiya: 87-88)

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah Nabi Yunus, dan menjadi hamba yang bertaqwa. Wallahu a’lam.

Last modified on Sabtu, 22 April 2017 07:12

Leave a Comment