×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12341

Kisah Nabi Musa dan Batu yang Berlari

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Nabi Musa dituduh dan dicela Bani Israil bahwa beliau 'alaihissalam memiliki cacat  yang sangat buruk pada tubuhnya. Umat beliau dengan lancangnya menyebarkan gosip bahwa sang nabi yang memberikan petunjuk ke jalan terang melalui Taurat tersebut memiliki penyakit kulit yang menjijikan. Itulah Bani Israil, mereka memang selalu menghina bahkan membunuh nabi-nabi mereka. Bahkan kepada nabi yang telah membebaskan mereka dari kekejaman Fir'aun sekalipun.

Tuduhan kepada nabiyullah Musa bermula karena beliau enggan melepas baju acap kali mandi di sungai. Tentu sang utusan Allah malu jika auratnya nampak. Namun tidak demikian dengan Bani Israil. Mereka terbiasa dan tak merasa malu untuk mandi di sungai tanpa mengenakain pakaian.

Selain itu, sang utusan Allah juga enggan mandi bersama dan memilih menyendiri karena takut auratnya tersingkap. Melihat kebiasaan Nabi Musa tersebut, Bani Israil justru bukan memujinya melainkan berprasangka buruk. Mereka pun mulai mengucapkan hal-hal buruk megenai nabi mereka. "Tubuh Musa cacat sehingga ia malu melepas pakaian dan mandi bersama kita," demikian tuduhan mereka.

Mendengar gosip yang tersebar di tengah umatnya tersebut, Nabi Musa hanya diam saja. Sang nabiyullah terbiasa dengan perlakuan semena-mena umatnya. Beliau hanya bersabar dan memilih bungkam. Namun Allah tidak tinggal diam. Allah akan selalu membela utusan-Nya meski urusan kecil sekalipun. Allah tak akan biarkan nabi-Nya dihina.

Suatu ketika Nabi Musa mandi seperti biasa. Beliau kemudian menaruh pakaian di atas batu. Tak sangka, atas kehendak Allah Ta'ala, batu itu berlari sangat kencang. Benda mati itu tiba-tiba hidup dan membawa lari pakaian Nabi Musa. Saudara Harun tersebut pun segera mengejar batu yang berlari itu.

"Wahai batu... Bajuku... Bajuku..." demikian teriak rasul Allah sembari mengejar batu yang enggan berhenti atas perintah Allah.

Batu tersebut kemudian melewati sekumpulan orang dari Bani Israil. Nabi Musa pun masih terus mengejarnya. Dengannya, Allah membuka tabir Musa dan memperlihatkan pada Bani Israil bahwa nabi mereka tak cacat sedikitpun. Sebaliknya, tubuh sang nabi sangat tegap dan elok.

Bani Israil yang melihatnya pun kemudian menarik tuduhan mereka. "Demi Allah tak ada cacat pada Musa," ujar mereka. Maka segala gosip mengenai cacatnya Nabi Musa pun hilang.

Sementara si batu, ia berhenti ketika tugasnya dari Allah selesai. Setelah Allah menampakkan kesehatan tubuh Nabi Musa di hadapan Bani Israil, si batu tiba-tiba berhenti, atas perintah Allah. Nabi Musa pun dapat meraih batu tersebut dan segera mengenakan pakaian beliau kembali.

Lalu dengan tongkatnya, Nabi Musa memukul si batu nakal yang membawa kabur baju beliau. Beliau geram pada si batu yang membuat tubuhnya tersingkap di hadapan kaum Israil. Dikisahkan bahwa si batu bahkan memiliki bekas tiga pukulan tongkat Nabi Musa.

Sungguh Maha Agung Allah yang telah membela nabi-Nya dan menjadikan benda mati dapat berlari layaknya makhluk. Kisah Nabi Musa dan batu ajaib yang mampu berlari ini dikabarkan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Imam Al Bukhari.

Ada hikmah yang patut diambil dari kisah di atas. Selain keharusan menghormati nabi dan Rasul, Allah menunjukkan kebesarannya dengan menghidupkan benda mati. Jika di dunia Allah dapat membuat sebongkah batu dapat berlari, maka sudah tentu sangat mudah bagi Al Khaliq untuk membuat benda-benda mati berbicara untuk menjadi saksi di akhirat. Maka kelak, tangan, kaki dan anggota tubuh lain dapat mengabarkan sejujurnya perihal segala perbuatan pemiliknya di dunia.

Leave a Comment