×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12292

Belajar menjadi Entrepeneur Hebat dari Nabi Muhammad

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Sebenarnya apa sih modal utama untuk memulai bisnis? Mungkin mayoritas jawaban kita adalah uang. Namun, ternyata bukan uang yang menjadi modal utama, melainkan kepercayaan dan kompetensi. Hal tersebutlah dikatakan Syafi’I Antonio seorang pakar ekonomi syariah.

Selain itu, untuk menjadi pebisnis yang hebat, kita dapat belajar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi was sallam. Dengan sifat yang jujur dan dapat dipercaya, beliau sukses mencapai keberhasilannya saat berumur 25 tahun.

Dalam kehidupan Rasulullah banyak hikmah yang bisa dipetik menyangkut soal manajemen dan kepemimpinan. Oleh karena itu, berikut ini Muslimahdaily rangkum hal-hal yang patut dipelajari dari Rasulullah dalam berdagang yang dilansir dari Islampos.

1. Rasulullah berani memulai usaha di usia muda

Sejak kecil, Rasulullah sudah ditinggakan orangtuanya. Hal tersebut membuat beliau menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah. Mengembala kambing adalah awal mula Rasulullah belajar mencari uang sendiri.

2. Belajar berdagang dengan sang paman

Rasulullah mulai berdagang ketika berumur 12 tahun. Saat itu, beliau ikut sang paman Abu Thalib ke negeri Syam untuk berdagang. Perjalanan bisnis terus dilakukan bersama pamannya hingga ke Syiria, Jordan, dan Lebanon. Disini, jiwa enterpreneur Rasulullah pun mulai terasah.

3. Belajar melihat peluang

Rasulullah cukup cerdas untuk menangkap peluang bisnis. Beliau mengamati kota Mekkah yang mana secara geologis memiliki tanah yang cukup keras sehingga sulit untuk bercocok tanam. Jadi, pilihan Rasulullah untuk menjadi seorang pengusaha adalah pilihan yang tepat.

4. Memiliki sifat pemberani dan tangguh

Sejak kecil, Nabi Muhammad sudah mengembala kambing. Hal ini membuktikan bahwa beliau adalah seorang pemberani. Sementara itu, usianya yang masih 12 tahun tak mematahkan semangatnya utuk ikut berdagang dengan pamannya. Padahal jarak yang ditempuh sangatlah jauh. Namun, beliau tetap menyanggupinya sehingga sang paman Abu Thalib tak kuasa untuk menolaknya.

5. Tak pernah lelah untuk belajar

Rasulullah amat giat belajar untuk menjadi pengusaha yang hebat. Beliau mempelajari banyak hal selama perjalanaan berdagang bersama sang paman. Mulai dari transaksi jual beli, cara memasarkan dan menawarkan barang hingga cara bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan.

6. Pentingnya sifat amanah dan kejujuran dalam berdagang

Dengan berbekal pengalaman bersama sang paman, rasulullah mulai bisnis mandirinya ketika berusia 17 tahun. Beliau sangat mengutamakan mutu barang dagangannya sebelum dijual. Jika ada barang yang ditemukan tidak sengaja cacat, maka beliau akan langsung berkata jujur kepada pembelinya.

Suatu hari beliau pernah menjual beberapa ekor unta, setelah terjual dan pembelinya pergi, beliau teringat bahwa di antara untanya ada yang cacat. Beliau segera menyusul pembeli untanya dan mengembalikan uangnya. Karena itu, tak mengherankan jika penduduk mekkah memberinya gelar “Al-Amin” yang berarti “orang yang sangat tepercaya".

Hal tersebut yang membuat Rasulullah mendapatkan kepercayaan para pembeli. Sampai-sampai para pembeli tidak mau membei barang dari pedagang selain Nabi Muhammad. Berkat kejujuran, kepercyaan, dan kemampuannya dalam menawarkan barang, barang dagangannya laris terjual dan mendapatkan untung yang banyak. Maka gelar kehormatan “Al-Amin” yang selama ini melekat pada diri beliau, semakin menunjukkan sinar terangnya dalam bidang perdagangan.

Leave a Comment