Romantisme Kisah Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Berawal ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam baru kembali dari perjalanan dagangnya di Syam. Ketika Rasulullah kembali ke Makkah, Sayyidah Khadijah Radhiyallahu 'anha melihat Rasulullah sangat amanah dalam mengelola dagangannya.

Ditambah lagi, Maisarah seorang budak lelaki Khadijah yang menjelaskan sosok Rasulullah di depan Khadijah. Maisarah menjelaskan bahwa sosok Rasulullah yang mulia, lembut, amanah hingga tentang ketajaman pikirannya. Mendengar hal tersebut, Khadijah merasakan bahwa ia menemukan sosok pria idamannya.

Di lain sisi, banyak lelaki dari kalangan tokoh-tokoh besar yang ingin menikahi Khadijah. Tapi, Khadijah lebih memilih Rasulullah. Akhirnya, Khadijah menceritakan perasaannya kepada sahabatnya yang bernama Nafisah.

Awalnya, Khadijah sempat tidak percaya diri. Namun kemudian, Nafisah sebagai seorang sahabat yang baik meyakinkan diri Khadijah bahwa ia adalah orang yang pantas untuk Rasulullah. Nafisah pun bergegas menemui Rasulullah untuk menyampaikan maksud Khadijah yang menginginkan Rasulullah. Rasulullah pun membicarakan hal tersebut dengan paman-pamanya. Tak butuh lama hingga akhirnya para pamannya menyetujui Rasulullah besanding dengan Khadijah.

Setelah itu, tahap berlanjut dengan melamar. Rasulullah diantar oleh pamannya, Abu Thalib dan Hamzah untuk berangkat ke rumah Khadijah. Mereka disambut oleh paman Khadijah, Amr bin Asad. Abu Thalib yang ditunjuk sebagai juru bicara Rasulullah langsung menyampaikan khutbah tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka ke kediaman Khadijah. Akhirnya kedua keluarga setuju dan pernikahan pun dilangsungkan.

Pernikahan Rasulullah dengan Khadijah dihadiri oleh para keluarga dari kalangan Bani Hasyim dan para pembesar kabilah Mudhar. Rasulullah memberikan 20 ekor unta muda sebagai mahar pernikahan. Terhitung 15 tahun perbedaan umur di antara keduanya. Rasulullah berumur 25 tahun sementara Khadijah berumur 40 tahun. Walaupun umur mereka berbeda jauh, tak sedikitpun mengurangi rasa cinta di antara keduanya.

Kisah romantis Rasulullah dengan Khadijah tak jarang menginspirasi pasangan muda jaman sekarang. Rasa cinta Khadijah yang begitu besar kepada Rasulullah membuatnya sangat memahami Rasulullah. Saat itu, Rasulullah baru saja pulang dan raut wajahnya menandakan bahwa ia lapar. Dengan segera Khadijah membuat hidangan kesukaan Rasulullah. Sikapnya yang sangat baik dalam melayani Rasulullah, Allah menjanjikannya sebuah istana di surga kelak.

Tak hanya cinta Khadijah kepada Rasulullah yang begitu besar, melainkan rasa cinta Rasulullah juga begitu besar kepada Khadijah. Cinta Rasulullah tak hanya ada semasa hidup khadijah saja, melainkan ketika Khadijah sudah meninggal. Saat itu Rasulullah menemukan sebuah kalung yang pernah dikenakan oleh Khadijah. Ketika melihatnya, Nabi mengingatnya dan mulai menangis dan berduka. Cintanya kepada Khadijah tidak pernah mati.

Wallahu 'alam.

Leave a Comment