Kisah Nabi Idris, Pandai dan Terampil Berilmu Hingga Diangkat Allah ke Langit Keempat

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Adalah Nabi Idris 'Alaihissalam, Nabi yang Allah Izinkan untuk datang ke langit keempat. Di samping itu, Allah mengkaruniai Nabi Idris dengan keilmuan yang luas, keberagaman keterampilan, dan gemar mengkaji ajaran Allah. 

Nabi Idris merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam. Nabi yang lahir di Babilonia ini memiliki ayah yang bernama Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam. Nabi Idris dianggap sebagai seorang nabi yang penuh dengan keistimewaan, terampil perihal keilmuan dan gemar mengkaji ajaran Allah.

Dilansir dari Republika, menelisik dari namanya sendiri, "Idris" berasal dari kata "Darasa" yang artinya "Belajar". Hal ini karena Nabi Idris sangat terampil dalam mempelajari ajaran Allah.

Selama masa mudanya, Nabi Idris sangat rajin belajar. Ia berguru kepada Nabi Syits (Seth) dan belajar membaca shahifah atau juga dikenal dengan Suhuf. Tak hanya itu, rasa keingintahuannya yang tinggi membuat Nabi Idris menjadi orang pertama yang belajar literasi, mulai dari menulis, membaca dan menggunakan pena.

Kegemarannya dalam belajar itu membuahkan hasil pengetahuan yang luas. Tidak hanya pandai literasi, Nabi Idris juga menguasai ilmu perbintangan, berhitung sampi kepandaiannya yang terukur hanya dengan kebisaannya merawat dan menunggang kuda.

Nabi Idris juga menjadi manusia pertama yang menjahit baju dari kulit binatang yang dibuatnya secara sederhana sebagai penutup aurat sementara orang-orang masih mengenakan daun.

Atas keistimewaannya tersebut, Allah memuji Nabi Idris dalam Al Qur'an Surat Maryam ayat 56 dan 57 berikut ini,

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat (mencintai) kebenaran dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57).

Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) ayat tersebut mendukung pernyataan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Anas bin Malik bahwa Allah telah mengangkat Nabi Idris ke langit yang keempat. Hal ini karena Allah mengangkatnya atas kemuliaan kenabian yang diberikan kepadanya.

Nabi Idris disebut juga sebagai "Bapak Ilmu Pengetahuan". Para Nabi dan Rasul selanjutnya juga mewariskan ilmu literasi dari para pendahulunya untuk bekal hidup bagi umat manusia. Sampai kepada Nabi Ibrahim sebagai Bapak Peradaban dan Bapak Para Nabi.

Akibat bekal dari ilmu pengetahuannya itu, Nabi Idris mencapai kelengkapan, kekuatan, dan kehebatan yang membuatnya tak akan mengalah kepada siapapun (kecuali Allah) dan ia pun tidak takut mati. Sampai Allah menjuluki dirinya sebagai Asad al-Usud atau yang dimaksud dengan 'Singa di atas segala singa'.

Semasa hidupnya, Nabi Idris selalu taat dan tulus kepada Allah, ia berjuang untuk melawan kaum pengikut Qabin yang sering berbuat kerusakan dan korupsi. Atas perintah Allah, ia berjihad dengan mengumpulkan pasukan untuk memerangi pembangkang Allah.

Atas perbuatannya itu, Allah menjanjikannya tempat yang mulia, di mana ia akan selalu dilimpahi kebaikan sebanyak orang yang diajaknya berperang sampai akhir hayatnya.

Namun, karena terlalu senang berbuat baik, Nabi Idris meminta Malaikat Pencabut Nyawa untuk memanjangkan umurnya, ia merasa tugasnya belum usai namun umurnya sudah begitu tua. Ia memutuskan untuk berbicara kepada seorang malaikat yang menemuinya lalu dibawanya ia menuju langit keempat. 

"Wahai Malaikat Pencabut Nyawa, Nabi Idris ingin mengetahui jika ia masih boleh hidup di bumi beberapa waktu lagi," ujar malaikat yang membawa Nabi Idris.

Mendengar itu, Malaikat Pencabut Nyawa terkejut dan menanyakan keberadaan Nabi Idris, "Dan sekarang, di mana Idris?" tanyanya.

"Di punggungku," jawab malaikat itu kembali.

"Sungguh sebuah keajaiban! Aku diberikan perintah (oleh Allah) untuk menempatkan Idris di langit keempat. Aku terus berpikir bagaimana bisa aku bawa dia kemari sedangkan ia berada di bumi. Maha Suci Allah, Dia lah yang membawanya kemari," tutup Malaikat Pencabut Nyawa kemudian diambilnya ruh Idris dan disemayamkannya di langit ke-4, mulialah dia sebagaimana ia telah memuliakan Allah.

Setelah kematiannya, korupsi tetap merajalela. Dengan kekosongan yang terjadi membuat setan kembali memberikan pengaruh di bumi Allah dengan adanya praktek politeisme (menggandakan Tuhan; syirik).

Wallahu'alam.

Leave a Comment