Muslimahdaily - Dalam sebuah hadits pernah disebutkan, bahwasanya Islam dayang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Kemudian hadits dilanjutkan dengan ungkapan bahwa beruntunglah para ghuroba.
Sementara pada hadits lain disebutkan bahwa Ghuroba adalah orang-orang yang terasing. Lebih lanjut, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah,” tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya.” (HR. Ahmad).
Dari hadits tersebutlah, seseorang menbuat syair. Syair tersebut dibuat sebagai pengingat bagi Muslim lain tentunya dengan cara yang sangat indah.
Hingga kini, syair tersebut telah banyak digunakan sebagai lirik lagu nasyid. Di antara penyanyi nasyid yang memilih meng-cover lagu ini ialah Alfina Nindiyani.
Berikut lirik dan terjemahan nasyid Ghuroba oleh Alfina Nindiyani:
Ghurabâ`, Ghurabâ`, Ghurabâ`, Ghurabâ`
Ghurabâ`, Ghurabâ`, Ghurabâ`, Ghurabâ`
Ghurabâ` wa lighairillâhi lâ nahnîl jibâh
(Ghuraba' tidak akan tunduk kepada selain Allah)
Ghurabâ`u wârtadhainâhâ syi’ârân lilhayâh
(Ghuraba' (orang asing) telah memilih jalan ini sebagai syiar dalam kehidupannya)
Intasal ‘annâ fa innâ lâ nubâlî bith-thughât
(Jika engkau bertanya tentang kami, sesungguhnya kami tidak peduli terhadap para thagut)
Nahnu jundullâhi daumân darbunâ darbul-ubâh
(Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah terjamin)
Lan nubâlî bil quyûd, bal sanamdhî lil khulûd
(Kami tak peduli terhadap rantai para thaghut, sebaliknya kami akan terus berjuang)
Lan nubâlî bil quyûd, bal sanamdhî lil khulûd
(Kami tak peduli terhadap rantai para thaghut, sebaliknya kami akan terus berjuang)
Fal nujâhid wa nunâdhil wa nuqâtil min jadîd
(Maka, marilah kita berjihad dan berperang dan berjuang dari sekarang)
Ghurabâ` hakadzâl ahrâru fî dunyâl ‘abîd
(Ghuraba' (orang asing) dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina)
Kam tadzâkarnâ zamânân yauma kunnân su’adâ`
(Betapa sering kita mengenang hari-hari bahagia kita)
Bi kitâbillâhi natlû-hu shabâhân wa masâ`
(Dari kitabullah yang kita baca di pagi hari dan petang hari)
Kam tadzâkarnâ zamânân yauma kunnân su’adâ`
(Betapa sering kita mengenang hari-hari bahagia kita)
Bi kitâbillâhi natlû-hu shabâhân wa masâ`
(Dari kitabullah yang kita baca di pagi hari dan petang hari)