Muslimahdaily - Puasa Ramadhan adalah salah satu kewajiban yang Allah perintahkan kepada umat Islam. Ia merupakan salah satu daripada 5 rukun Islam dan merupakan salah satu pondasi yang mengokohkan agama seorang Muslim. Selain itu, puasa Ramadhan juga merupakan salah satu jalan untuk menuju surga.
Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari Radhiyallahu 'anhu berkata, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam, “Jika aku shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Lalu aku tidak menambah selain amalan itu. Apakah aku masuk surga?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim).
Diriwayatkan bahwa lelaki yang bertanya tersebut bernama Nu’man Al-Khaza’i. Ia ikut dalam perang Badar dan syahid dalam perang Uhud. Pada saat perang Uhud, ia berkata, “Saya bersumpah kepadamu, wahai Rabb yang Maha Agung, matahari tidak terbenam sehingga aku akan menapakkan kakiku yang pincang ini di taman surga.” Setelah ia syahid, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Nu’man berprasangka baik kepada Allah. Ia pun mendapatkan apa yang diidamkan. Sungguh aku telah melihat ia berjalan di taman surga dan kakinya tidak pincang lagi.”
Imam Nawawi berkata, “Mengharamkan yang haram berarti menjauhinya, dan menghalalkan yang halal berarti melakukannya dengan meyakini kehalalannya.”
Al-Jurdany berkata, “Hadits ini mempunyai kedudukan yang tinggi dan merupakan siklus ajaran Islam. Karena pada dasarnya, amal perbuatan meliputi perbuatan hati dan perbuatan anggota badan. Perbuatan-perbuatan ini hanya memiliki dua kemungkinan, dibolehkan (halal) atau dilarang (haram). Jika seseorang telah melaksanakan yang halal dan menghindari yang haram, maka ia telah melaksanakan semua tugas dalam agama dan akan masuk surga.”
Dalam hadits di atas, dapat kita lihat bahwa puasa Ramadhan menempati urutan kedua setelah shalat. Namun, bukan berarti bahwa puasa memiliki tingkat kewajiban yang lebih kecil dari shalat. Puasa adalah salah satu hal fundamental dalam Islam, hal ini berdasarkan banyaknya ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah yang mewajibkan ibadah puasa Ramadhan.
Puasa Ramadhan merupakan benteng dari segala kemaksiatan dan benteng dari api neraka, juga sebagai sarana menuju syurga dan menghapus segala dosa kita. Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan bahwa Abu Umamah Radhiyallahu 'anhu datang kepada Rasulullah, dan berkata, “Perintahkan kepadaku satu amalan yang bisa membawaku ke surga,” Beliau menjawab, “Puasalah, sesungguhnya puasa tidak ada tandingannya”. Kemudian ia datang lagi. Beliau pun berkata, “Berpuasalah.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits yang lain juga menyatakan bahwa berpuasa Ramadhan merupakan salah satu jalan menuju syurga. Sebagaimana Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Muntafiq Radhiyallahu 'anhu ia berkata bahwa, “Saya datang kepada Rasulullah. Pada saat itu Beliau berada di padang Arafah, lalu saya bertanya, ‘Dua hal yang akan saya tanyakan kepadamu, apakah yang bisa menyelamatkanku dari api neraka dan apa yang bisa memasukkanku ke syurga?’, Rasulullah menjawab, ‘Meskipun pertanyaanmu singkat, namun memiliki makna yang luas. Karenanya, dengarkan baik-baik. Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya sedikitpun, tegakkan shalat wajib, tunaikan zakat, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan bergaullah dengan orang lain secara baik.’”
An-Nasai, Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang hamba melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, mengeluarkan zakat dan menjauhi tujuh dosa besar, melainkan akan dibukakan baginya pintu-pintu syurga yang bisa dimasuki dari mana saja yang dikehendakinya,” kemudian Beliau membaca ayat 31 dari surah An-Nisaa’, ‘Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).’”
Adapun tujuh dosa besar yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah zina, minum minuman keras, sihir, menuduh orang baik melakukan zina, membunuh dengan sengaja, riba, dan lari dari medan perang.
Demikianlah beberapa hadits yang menunjukkan pentingnya nilai kewajiban dalam perintah melaksanakan puasa Ramadhan. Selain sebagai salah satu rukun Islam, berpuasa juga menjadi jalan kita menuju syurga Allah, serta menjadi benteng diri dari segala keburukan, dan mensucikan jiwa dan hati kita.
Wallahu a’lam.
Sumber: Al-Wafi, Syarah Kitab Arbai’n An-Nawawiyah, oleh DR. Musthafa Dieb Al-Bugha