Muslimahdaily - Dosmauli Simbolon atau perempuan yang akrab disapa Uli dahulu merupakan seorang yang sangat membenci Islam. Bahkan ia juga membenci wanita berhijab.

Seperti dilansir dari Republika, Uli dahulu sangat rajin naik gunung di Sleman, Yogyakarta, untuk menginjili penduduk dan memurtadkan warga setempat.

Setelah tiga tahun melakukan aksinya tersebut, perempuan kelahiran Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara ini akhirnya tersentuh hidayah.

Ketika Hidayah Datang

Hati Uli mulai tergerak untuk mengenal Islam lebih jauh setelah menonton sebuah sinetron di salah satu stasiun televisi.

Saat itu Uli menyaksikan sebuah film yang menceritakan tentang keuarga muslim yang tetap sabar dan taat menjalani ibadah meskipun mereka berada dalam kesulitan.

Meski sering mendapatkan fitnah dan hinaan keluarga itu tetap menjalaninya dengan sabar. Hingga akhirnya orang yang suka menghina dan memfinah mereka mendapat balasannya, kemudian keluarga itu hidup bahagia dan sejahtera. Mereka mendapatkan buah dari kesabarannya.

Kisah pada film sinetron itu membuat Uli sadar bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala, Tuhannya umat Islam, tidak pernah tidur.

“Saya merasa menjadi muslim itu enak, karena Allah melihat dan membalas kebaikan bagi umatnya yang baik dan yang jahat pun akan dibalas,” jelas Uli.

Pada 2014 Uli akhirnya memutuskan untuk bersyahadat. Ia pun juga mengajak anaknya, Johanes. Meski sempat menolak, setelah satu bulan berusaha untuk mengajak sang putra masuk Islam, akhirnya Johanes mau mengikuti jejak sang bunda menjadi seorang mualaf.

Namun, keluarga Uli tak bisa menerima keputusannya untuk menjadi seorang muslim. Uli harus rela putus hubungan dengan keluarganya karena adat dapat lagi ia jalankan.

“Saya tidak terlalu ambil pusing karena saya berkeyakinan agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku,” ujarnya.

Ujian Datang Bertubi-tubi

Setelah menjadi mualaf Uli membuka lembaran baru hidupnya, ia menikah dengan seorang lelaki muslim. Uli berharap mendapatkan suami yang dapat menjadi imam untuknya dan anaknya. Namun Allah berkehendak lain, pernikahan Uli itu hanya bertahan beberapa bulan saja.

Dua tahun pertama menjadi mualaf, Uli mendapatkan ujian bertubi-tubi. Karena bercerai dengan sang suami, Uli tidak memiliki tempat tinggal sehingga ia dan sang anak harus tidur dimasjid. Tak hanya itu, Uli juga belajar mengaji dan beribadah hanya berdua dengan anaknya saja.

Namun janji Allah itu pasti, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Setelah melalui berbagai cobaan dalam hidupnya, Allah mempertemukan Uli dengan seorang pria yang mampu menjadi imam dan membimbingnya sesuai syariat Islam.

Menjadi Seorang Pendakwah

Pria itu bernama Sujatman, lelaki yang kini telah menjadi suami Uli sangat mendukung sang istri untuk terjun di dunia dakwah. Bahkan Sujatman berharap Uli dapat terus berjuang untuk agama Islam.

Kini Uli aktif di komunitas Islam khusus mualaf. Ia menjabat sebagai Ketua Ukhuwah Mualaf Indonesia (UMI). Komunitas yang bergerak untuk membina mualaf dan umat islam yang rawan akidah.

Uli berdakwah ke berbagai daerah. Tak jarang ia harus menempuh medan yang menantang untuk dapat mengajarkan Islam. Uli berusaha untuk dapat merangkul siapa saja agar dapat bisa membaca Al-Quran, baik itu yang mualaf ataupun yang Islam sejak lahir.

“Kita berusaha merangkul yang muslim, supaya akidah mereka tidak goyah dan tetap kuat,” ujar Uli dengan mantap.

Fiiki Rabbina

Add comment

Submit