Muslimahdaily - Novel yang dilahirkan oleh Asma Nadia kembali menjamah ranah perfilman. Setelah akhir tahun 2015 lalu “Surga yang Tak Dirindukan” berhasil memperkaya khasanah film Indonesia yang berkualitas, Maret 2016 mendatang “Pesantren Impian” akan melenggang ke seluruh bioskop di tanah air.

Selama ini publik mengenal Asma Nadia dengan ciri khas penyampaian kisah percintaan, rumah tangga, serta permasalahan sederhana lain yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, film Asma Nadia kali ini hadir dengan ide cerita yang lebih segar dan berbeda dengan kebanyakan ide cerita sebelumnya. Film Pesantren Impian yang diangkat dari novel Asma Nadia dengan judul yang sama ini bergenre thriller. Romantisme percintaan dan drama bukan menjadi inti cerita dalam film ini. Sebaliknya, misteri dan suasana menegangkan menjadi aspek yang cukup ditonjolkan dalam film Pesantren Impian.

Meskipun demikian, ada satu kesamaan film ini dengan karya Asma Nadia yang lain. Asma Nadia tetap menjadikan karyanya sebagai media untuk menyampaikan keindahan, kedamaian, dan kebaikan dalam nilai-nila Islam. Film bergenre thriller ini tidak sekedar menyajikan kepingan misteri yang menggugah rasa penasaran penonton. Pesan-pesan keagamaan juga dihadirkan secara apik dan luwes seperti dalam karya Asma Nadia lainnya.

Film Pesantren Impian ini diawali dengan kisah sepuluh orang perempuan yang mendapat undangan misterius untuk belajar di sebuah pesantren. Pesantren tersebut terletak di daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk manusia. Daerah tersebut bahkan tidak tercantum pada peta manapun. Sepuluh orang perempuan tersebut datang dengan latar belakang yang berbeda. Ada yang memiliki latar belakang kehidupan kelam seorang artis, korban pemerkosaan, pecandu narkoba, bahkan seorang mantan pembunuh. Sepuluh orang perempuan dengan sisi gelap mereka masing-masing datang ke pesantren misterius untuk belajar agama lebih dalam, bertaubat, dan di antara mereka ada yang membawa misi terselubung.

Ada banyak misteri yang diungkapkan satu persatu oleh Asma Nadia dalam film tersebut, seperti perjalanan mencari sosok pembunuh di antara para penghuni pesantren misterius tersebut. Asma Nadia cukup rapi dan hati-hati dalam membungkus identitas si pembunuh dalam novelnya. Bagaimana pencarian identitas sang pembunuh dalam versi filmnya dapat kita nilai sendiri di bioskop mulai 3 Maret nanti.

Selain menghadirkan cerita misteri yang akan membuat para penonton terus dikejar rasa penasaran, Asma Nadia mencoba mengangkat sisi lain dari pesantren sebagai institusi pendidikan. Pesantren dianggap kurang menjanjikan sebagai institusi pendidikan oleh masyarakat awam. Namun demikian, Asma Nadia mencoba membalik paradigma tersebut dengan menyajikan sebuah pesantren yang mampu menjadi jawaban atas kegundahan manusia mengenai ilmu-ilmu agama. Pesantren dihadirkan sebagai tempat yang mampu mendatangkan kenyamanan bagi siapapun yang serius ingin bertaubat dan memperdalam ilmu agama. Lebih dari itu, film Pesantren Impian berbicara pada penonton bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetap akan menerima taubat setiap manusia dengan sisi paling gelap sekalipun.

Film Pesantren Impian layak dimasukkan dalam daftar film yang wajib ditonton Maret nanti. Film ini membawa cerita yang segar dan berbeda dari kebanyakan film Indonesia sekarang ini. Tidak sekedar memberikan hiburan dengan akting piawai para pemainnya, penonton juga akan memperoleh insight mendalam tentang nilai-nilai kedamaian Islam setelah menonton film ini.

Madasaina Putri

Add comment

Submit