Muslimahdaily - Thariq bin Ziyad merupakan salah satu panglima perang tangguh yang menjadi penentu kejayaan Islam berkobar di Spanyol dan Portugal.

Hidup di masa Dinasti Umayyah, Thariq bin Ziyad dikenal sebagai pria bertubuh kekar, berperawakan tinggi, berambut pirang dan bermata biru seperti bangsa Eropa kebanyakan.

Pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Thariq bin Ziyad membawa sekitar 100.000 pasukan Islam menyeberangi selat Gibraltar menuju daratan Andalusia (Spanyol dan Portugal). Sejak saat itu, sejarah bangsa Spanyol dan Eropa berubah selamanya. Hukum Islam tegak berdiri dan menjadikan negeri itu berada di puncak kejayaan Islam.

Thariq bin Ziyad Semasa Kecil

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa Thariq bin Ziyad lahir pada 670 Masehi di Kenchela, Aljazair.

Semasa kecil, ia tinggal di keluarga Muslim yang menyukai ilmu kalam. Walaupun bukan keturunan orang Arab, Thariq bin Ziyad kecil juga menghafalkan surat Al Quran dan hadits sama seperti orang Islam pada umumnya.

Thariq bin Ziyad Menaklukkan Spanyol dan Portugal

Pada masa itu, negeri Spanyol dan Portugal maupun Eropa pada umumnya dikuasai oleh raja – raja dzalim yang bernafsu pada kekuasaan.

Salah satu raja yang dikenal kejam dan menindas rakyat Spanyol pada waktu itu adalah Raja Roderick. Raja Roderick memperkaya dirinya dengan menarik upeti atau pajak kepada seluruh rakyatnya, sehingga kehidupan rakyatnya semakin sengsara.

Sementara itu, Thariq bin Ziyad dan pasukannya sudah menaklukkan masyarakat di tepi selat Gibraltar dan memberikan kesejahteraan. Mereka menyebarkan agama Islam dengan damai dan berjanji untuk menolong rakyat Spanyol dari kezaliman Raja Roderick.

Untuk mengatur strategi perang, Thariq bin Ziyad kemudian meminta bantuan pasukan tambahan kepada Musa bin Nushair. Musa bin Nushair kemudian meminta izin kepada Khalifah al-Walid bin Abdul yang langsung menyetujuinya.

Alhasil, pada sekitar tahun 710 Masehi, berangkatlah sebanyak empat kapal laut membawa 500 pasukan terbaik Islam. Pasukan ini berperan untuk mempelajari medan peperangan di Andalusia.

Setelah persiapan yang matang, Thariq bin Ziyad segera membawa sekitar 10.000 pasukan, terdiri dari 3000 orang Arab, 7000 orang Afrika, dan sisanya orang Eropa Muslim melintasi lautan menuju Andalusia.

Raja Roderick Tumbang

Mendengar berita kedatangan pasukan Thariq bin Ziyad, Raja Roderick yang masih sibuk dalam Perang Sidonia segera mengalihkan perhatian ke pasukan Muslim.

Raja Roderick kembali ke Toledo, ibukota Andalusia. Sembari membawa sekitar 100.000 pasukan bersenjata lengkap, ia menghadang pasukan Islam.

Thariq bin Ziyad mengatur kembali strategi dan meminta bala bantuan baru kepada Musa bin Nushair. Musa bin Nushair kemudian mengirim kembali tentara sebanyak 5.000 orang.

Peperangan tak bisa dielakkan, tepat pada 28 Ramadhan 92 Hijriah atau 18 Juli 711 Masehi, pecahlah perang dahsyat. Kaum Muslimin yang berjumlah sekitar 12.000 – 15.000 orang melawan tentara Raja Roderick berjumlah 100.000 orang.

Akan tetapi, kaum Muslimin tak gentar sedikit pun. Mereka mendamba kesyahidan. Total ada sekitar 3.000 pahlawan Muslim yang gugur dalam Perang Medina – Sidonia ini.

Tepat di hari ke-8 peperangan, pasukan Raja Roderick dapat dikalahkan. Raja Roderick kemudian dibunuh dan membuat pasukannya kocar – kacir.

Setelah Peperangan Sidonia, pasukan Muslim dapat menaklukkan wilayah Andalusia keseluruhan.

Thariq bin Ziyad Bertugas Kembali ke Damaskus

Keberhasilan Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair menaklukkan Spanyol dan Portugal begitu membahagiakan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik.

Sang khalifah kemudian memanggil keduanya agar kembali bertugas ke Damaskus. Diketahui kemudian Thariq bin Ziyad menetap di Damaskus hingga wafat pada usia sekitar 50 tahun.

Sejak penaklukkan Spanyol dan Portugal oleh Thariq bin Ziyad, bangsa Andalusia berubah selamanya. Kendati mereka sudah takluk, akan tetapi Thariq bin Ziyad tidak sekalipun mendzalimi atau menindas mereka.

Justru, Thariq bin Ziyad menyebarkan agama Islam dan mengembangkan peradaban mereka. Hal ini dapat dilihat hingga kini bagaimana kota Cordoba begitu cemerlang dengan beragam sejarah dan arsitektural Islam yang memukau.

Nama harum Thariq bin Ziyad bahkan diabadikan melalui nama selat terkenal yang memisahkan Maroko dan Spanyol. Nama selat itu adalah selat Gibraltar atau Jabal Thar / Jabal Thariq yang berarti Gunung Thariq.