Masjid Kulsumpura atau dikenal sebagai Masjid Kulsum Begum ini terletak di Hyderabad, India. Masjid ini dibangun pada abad ke-17 oleh Kulsum Begum, putri Sultan Muhammad Qutb Shah. Arsitektur dari masjid Kulsum pun juga hampir mirip dengan masjid Qutb Shahi di kota.
Alas dari masjid Kulsum dibangun setinggi tiga kaki dan dihiasi dengan tiga bukaan melengkung di bagian depan masjid. Masjid ini dibangun dari bahan granit, kapur dan mortir. Selain itu, ada dua menara yang mengapit façade yang didekorasi dengan plesteran.
Dinding temboknya dibatasi oleh dua paviliun kecil yang melengkung. Sementara pintu utama masjid terbuat dari kayu yang kokoh. Ketika masuk, kamu akan disambut dengan tulisan kaligrafi berlafadzkan “Allah Muhammad.”
Melansir Yotube Department of Heritage Telangana, masjid ini didominasi dengan warna putih, sehingga memberikan kesan yang luas. Langit-langit masjidnya pun dihiasi dengan berbagai ukiran. Uniknya menara masjid Kulsum didekorasi dengan bentuk tetesan air yang dipercaya sebagai tetesan keberkahan bagi para umat Muslim yang melaksanakan ibadah di sana.
Masjid yang Terbengkalai
Di balik kemegahan arsitekturnya, keberadaan masjid yang kurang lebih hampir 400 tahun ini tentunya juga tergantung dari kebijakan pemerintah setempat. Umurnya yang sudah cukup tua tersebut ternyata tidak dibarengi dengan sistem pemeliharaan dan perawatan yang baik.
Melansir Republika, panitia engelola Masjid Kulsumpura menyatakan bahwa mereka telah menyerahkan beberapa perwakilan ke departemen warisan negara untuk memulihkan struktur.
Hal itu bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Mohammed Omer Ali Waseem, Anggota eksekutif komite masjid mengatakan bahwa mereka telah menulis surat ke departemen arkeologi negara sejak 2014, kemudian meminta mereka untuk memulihkan masjid. Namun upaya ini juga tak kunjung berhasil.
"Saya memberikan representasi baru awal bulan ini, meminta departemen warisan negara untuk memulai pekerjaan restorasi. Kerusakannya sangat parah sehingga seluruh struktur bisa runtuh kapan saja," kata Waseem.
Masjid yang dijadikan sebagai mahar dari suaminya putri Sultan Mohammed Qutub Shah kini jauh dari restorasi. Hal demikian menggambarkan kesan yang menyedihkan. Terlihat tidak adanya pengunjung yang datang, sebab mereka juga tidak mengetahui nilai asli dari masjid ini.
Kunjungan TOI ke bangunan masjid tersebut, menandakan adanya tumbuhan yang tumbuh subur disekitar bangunan tersebut. Bahkan, tumbuhan itu hampir menutup masjid ini. tentunya, hal demikian dapat menyebabkan dinding menara menjadi rapuh dan retak. Pada bagian plesteran juga banyak bagian yang terkelupas.
Pada tahun 2017, Panitia Pelaksana menerima surat dari Direktur Departemen Arkeologi yang mana menyatakan bahwa seorang arsitek konservasi telah disiapkan untuk merawat masjid tersebut. Diperkirakan 43 lak rupee harus dikeluarkan pemerintah. Namun, kendala dana yang tidak mencukupi, mereka tidak dapat mengerjakannya.
Semetara itu, Wakil direktur departemen warisan negara, B Narayana mengatakan bahwa perencanaan restorasi telah diajukan kepada pemerintah. Jika disetujui, maka proses restorasi dapat dijalankan.
"Kami baru-baru ini menyerahkan rencana aksi kami kepada pemerintah untuk restorasi struktur. Begitu proposal untuk rencana aksi itu disetujui dan dana dicairkan, kami bisa mulai bekerja," kata dia.