Muslimahdaily - Puasa merupakan salah satu ibadah yang tidak dapat dipisahkan dari agama Islam khususnya pada bulan suci Ramadhan yang dilaksanakan selama satu bulan penuh dan juga menjadi bagian dari rukun Islam ketiga. Hal ini menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan memang wajib hukumnya bagi setiap umat Muslim yang sudah dewasa (baligh).

Kisah kali ini, erat kaitannya dengan sejarah puasa dan salah satu nabi utusan Allah Ta’ala, yaitu Nabi Muhammad Shallalallahu 'alaihi wa sallam.

Melansir laman NU online, dikisahkan sebelum datangnya agama Islam sebagai agama penyempurna, puasa telah lebih dulu dikenal di kalangan bangsa Arab.

Imam Bukhari dengan sanadnya dari Aisyah Radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa bangsa Quraisy pada masa jahiliyyah biasanya melaksanakan ibadah puasa setiap tanggal 10 Muharram (Asyura). Begitu pula, Rasulullah juga memerintahkan sahabatnya untuk melaksanakan puasa Asyura pada 10 Muharram.

Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang ingin berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa. Tetapi siapa saja yang ingin berbuka, hendaknya ia berbuka."

Para sahabatnya pun turut mengamalkannya dan semenjak saat itu kegiatan berpuasa pun lambat laun menjadi sebuah tradisi serta berlangsung lama hingga datangnya kewajiban bagi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Dalam riwayatnya, Rasulullah berpuasa selama sembilan kali Ramadhan. Rinciannya, delapan kali puasa selama 29 hari dan satu kali berpuasa selama 30 hari. Dalam sistem kalender Qomariyah, penentuan jumlah hari dalam setiap bulannya dapat berkisar 29 atau genap 30 hari.

Tradisi puasa dikenal pertama kali dan berlangsung lama di kalangan bangsa Arab, sementara Rasulullah dibesarkan dalam tradisi kalangan bangsa Quraisy. Sementara itu, pada peristiwa wahyu pertama yang turun, diceritakan bahwa Rasulullah bertapa atau bersemadi di Gua Hira selama sebulan penuh setiap tahunnya.

Dalam satu tahun akan ada satu bulan di mana kalangan bangsa Quraisy melakukan amalan terpuji (tahannuts atau tabarrur). Pada waktu itu juga Rasulullah bersemadi selama sebulan penuh sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan melakukan lebih banyak amalan terpuji layaknya memberi makan orang miskin yang datang kepadanya serta berbagai amal sholeh lainnya.

Bulan yang diperkenankan oleh kalangan bangsa Quraisy serta Rasulullah adalah bulan Ramadhan sekaligus bulan diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Quran).

Allah Ta’ala memilih bulan Ramadhan melalui perintah-Nya untuk ibadah puasa selama sebulan penuh bagi umat Muslim karena pada bulan tersebut juga menjadi waktu pertapaan dan persemadian Rasulullah setiap tahunnya serta terdapat kemuliaan pada bulan ini yang dijelaskan melalui surat Al-Baqarah ayat 183.

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah :183).

Pada tahun pertama perintah wajib puasa Ramadhan, para sahabat dilarang untuk mendekati istri mereka pada malam-malam puasa. Namun, Al Qur’an kemudian meringankan keberatan dan kesulitan pelaksanaan ibadah Ramadhan tersebut melalui Surat Al Baqarah ayat 187 dengan memperbolehkan mereka untuk menggauli istri pada malamnya.

Selain itu, Rasulullah menganjurkan puasa sunnah beberapa hari tertentu di luar bulan Ramadhan. Sedangkan, puasa Ramadhan diwajibkan kepada umat Islam untuk pertama kalinya pada tahun kedua hijriyah atau ketika Rasulullah baru 18 bulan tinggal di Madinah.

Wallahu a’lam.