Muslimahdaily - Siapa sangka dahulu masjid yang kental bernuansa khas Tionghoa ini merupakan lokasi pembuangan sampah dan tempat prostitusi.

Namun, semua itu hanyalah cerita masa lalu. Kini, berkat ide cemerlang yang digagas oleh seorang mualaf keturunan Tionghoa, Mohamad Jusuf Hamka, lahan seluas 1.500 meter itu telah disulap menjadi sebuah sarana ibadah. Berdiri pada tahun 2017, Masjid Babah Alun berasal dari kata ‘Babah’ yang berarti Bapak, sedangkan Alun merupakan nama kecil dari Jusuf Hamka. Masjid ini berlokasi di kolong tol Ir Wiyoto Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Usut punya usut, ternyata tujuan awal pendirian masjid ini dijadikan sebagai pusat dakwah Islam. Tidak hanya itu, masjid ini juga digadang-gadang sebagai objek wisata religi yang dapat dikunjungi oleh siapa pun.

Masjid Babah Alun merupakan akulturasi dari budaya Tionghoa, Islam, dan Indonesia. Masjid ini didominasi oleh warna cat berwarna hijau dan merah yang begitu memanjakan mata. Gaya arsitekturnya pun menyerupai kelenteng. Walaupun tidak memiliki kubah, masjid ini tetap tidak kehilangan sisi religiusnya. Langit-langit masjid dicat berwarna biru dan dikelilingi kaligrafi 99 Asmaul Husna dalam bahasa Arab dan Mandarin.

Terlepas dari ciri khas bangunan masjid tersebut, masjid ini didirikan sebagai upaya untuk mempersatukan masyarakat Tionghoa, Islam maupun orang lain yang sejalan dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Nyatanya, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah saja, loh. Lebih dari itu, masjid ini juga digunakan sebagai acara sosial seperti khitanan massal, pernikahan, tempat belajar kitab suci Al-Qur’an, tempat belajar bagi anak usia dini, hingga tempat pelatihan pencak silat.

Pendiri masjid ini mempunyai impian yang begitu mulia. Jusuf Hamka ingin mendirikan 1.000 masjid dari Sabang sampai Merauke. Wah, semoga cita-cita mulia beliau segera dapat terlaksanakan, ya. Aamiin.

Shafira Arifah

Add comment

Submit