Muslimahdaily - Sahabat Muslimah, menjaga lisan merupakan salah satu akhlak terpuji sekaligus kewajiban kita sebagai umat Muslim yang patut dipelihara agar tidak mendatangkan mudarat. Sebagian dari kita, tentu masih merasa sulit dalam mengendalikan lisan terutama dari ucapan-ucapan kotor yang kerap menyakiti hati sesama manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman, kita terpicu untuk saling mengomentari apa saja dengan kalimat-kalimat yang tidak sambung dan seringkali tajam bahkan amat menyakitkan. Tak jarang, lisan kita juga ikut campur dengan urusan atau masalah orang lain yang sebenarnya tidak bersangkutan dengan kita.
Ketika kita mengucapkan kata-kata kotor atau yang menyakiti orang lain maka tanpa disadari orang-orang di sekitar kita akan mulai menjauh dan menjaga jarak karena ucapan tajam dan kotor tersebut.
Oleh karena itu, sebelum orang-orang menjauhi, memutus hubungan tali silaturahmi dengan kita atau bahkan sampai pertikaian dan pengucilan menjadi sanksi sosial, kita dianjurkan untuk melakukan introspeksi diri atas segala kesalahan yang telah kita ucapkan baik disengaja maupun tidak disengaja. Serta kerap menahan diri untuk tidak dengan ringan berkata tajam di kemudian hari.
Sebagaimana Imam al-Muhâsibi dalam kitabnya Risâlah al-Mustarsyidîn menjelaskan tentang apa yang wajib lisan jalankan. Beliau mengatakan,
“Dan kewajiban lisan yaitu jujur dalam keadaan senang maupun marah, menahan dari menyakiti dalam keadaan sendirian maupun ramai, dan meninggalkan berlebihan dalam perkataan baik maupun buruk.”
Demikian, Sahabat Muslimah mari kita berikhtiar menjaga lisan dan tak lupa memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala dengan memanjatkan do’a sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً
Allâhumma-j‘al shamtî fikran wa nuthqî dzikran
Artinya:
“Wahai Allah, jadikanlah diamku berpikir, dan bicaraku berdzikir.”
Selain membaca do’a di atas, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar sebagai bentuk do’a pula kepada Allah Ta’ala untuk mengontrol segala ucapan yang kita ucapkan, serta memikirkan terlebih dahulu mana yang perlu dikatakan dan mana yang tidak perlu.
Istighfar ini merupakan anjuran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk Hudzaifah Radhiyallahu 'anha yang mengadukan keluhannya.
“Diriwayatkan kepada kami di kitab Ibnu Majah dan Ibnu Sunni dari Hudzaifah, ia berkata, ‘Aku mengadu kepada Rasulullah perihal kotornya ucapanku.’ Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan, ‘Kamu di mana di saat-saat istighfar? Sungguh, aku beristighfar kepada Allah setiap hari seratus kali.”
Istighfar tersebut juga sebagai permohonan kepada Allah Ta’ala atas lisan kita yang dengan mudahnya mengucapkan kata-kata kotor terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya. Selain itu, istighfar juga dipanjatkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam mengendalikan ucapan kita.
Oleh karena itu, semoga kita semua dapat belajar untuk menahan maupun mengendalikan diri dalam menjaga lisan kita ya, Sahabat Muslimah.
Wallahu a’lam.