Muslimahdaily – Pernahkah kamu merasa putus asa di titik tertentu? Misalnya saat sebuah keinginan dan harapanmu tidak sesuai kenyataan. Saat apa yang kamu inginkan dan kamu sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi ternyata tidak terwujud? Pasti setiap orang pernah merasakannya ya sahabat muslimah. Sebagai seorang muslim tentunya kita harus menghapus dan membuang jauh-jauh rasa sedih dan putus asa itu.
Sebab, Allah telah mengingatkan kita dalam surat Al-Hijr ayat 56 bahwa “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-Nya, kecuali orang-orang yang sesat”. Setiap kali kita dilanda musibah tentu akan menimbulkan kesedihan dalam hati, atau apapun keinginan kita yang belum juga terwujud rasa frustasi kerapkali menyerang.
Namun, Allah selalu mendengar apa kata hati para hamba-Nya. Jika kita yakin kepada Allah, tentu Allah akan memberikan karunia-Nya, tetapi bagi yang berputus asa tentu kita hanya akan mendapatkan kelelahan saja.
Masih ingatkah kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalama yang selalu menjaga keoptimisannya menanti buah hati? Suatu kali, Nabi Ibrahim mendapatkan kabar gembira dari Allah Subhanahu wa ta’ala bahwa ia akan mendapatkan karunia anak.
Saat itulah, Nabi Ibrahim takjub dengan kabar tersebut. Bagaimana tidak, usia beliau yang saat itu hampir mencapai 100 tahun sementara istrinya, Sarah divonis mandul tiba-tiba mendengar kabar yang hapir mustahil itu.
Beliau merasa optimis dan keyakinannya kepada Allah akhirnya terjawab juga. Sepanjang penantian dalam kehadiran sang buah hati, beliau selalu yakin bahwa Allah akan memberikannya, tidak sekalipun beliau merasa putus asa.
Nabi Ibrahim terus berdoa dan berkeyakinan pada Allah. Sebab beliau tahu bahwa Allah Sang Maha Memberi, Maha Mendengar dan Maha Menolong. Nabi Ibrahim tidak pernah merasa meragukan kekuasaan Allah.
Sebab, beliau tahu bahwa hal tersebut merupakan salah satu dosa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dikatakan, “Salah satu dosa besar adalah putus asa dari rahmat Allah dan putus harapan dari kelapangan Allah.”
Allah telah berulang-ulang menyampaikan pesan kepada umatnya agar jangan berputus asa. Dalam firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 155, Ia menyampaikan, “Berikanlah kabar gembira kepada para penyabar”. Jelas, bahwa kita diminta selalu bersabar disertai tawakkal dan tetap berusaha atas apa pun cita-cita dan mimpi-mimpi kita.
Selalu menanamkan kata-kata bernada positif dalam diri kita akan menguatkan dan membuat diri kita selalu yakin akan kekuasaan Allah. Sebab, kata-kata yang mengandung pesimistis hanya akan menghalangi kita untuk selalu berbuat kebaikan.
Apalgi, jika kita sampai berburuk sangka kepada Allah. Ucapan sederhana seperti “Insya Allah masih ada harapan, insya Allah aku bisa melewatinya,” adalah ucapan yang sederhana, tetapi akan menanamkan kebaikan dan aura positif dalam diri kita.
Jika yang kita usahakan belum juga berbuah hasil, maka terus mencoba dan berusaha menjadi kuncinya. Bukankah, orang sukses tidak melewati jalan selurus jalan tol? Tentu harus melewati jalan yang berliku bukan?
Selain itu, selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki selalu dapat memupuk rasa optimism kita. Bukankah masih lebih banyak di luar sana saudara kita yang tidak bisa makan, tidak bisa sekolah ataupun jalan-jalan.
Lantas, untuk apakah kita berkecil hati? Saat rezeki belum dilancarkan maka akan selalu ada Allah yang Maha Memberi, meminta kepada-Nya bukan sesuatu yang memalukan. Atau saat jodoh belum juga menjemput, selalu yakin bahwa Allah yang Maha membuka hati manusia. Sekali lagi kita diingatkan dalam firman-Nya dalam sur at Q.S Ali Imran”Janganlah kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman.”