Muslimahdaily - Berbeda dengan pembatal puasa, ada beberapa perkara yang dapat merusak pahala meski puasanya sah. Perkara-perkara inilah pembatal pahala puasa yang dengannya seorang kehilangan keutamaan berpuasa dan hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja.
Sebagaimana sabda Rasulullah, “Bukanlah puasa itu sekedar menahan dari makan dan minum.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
“Bisa jadi seorang yang berpuasa, bagiannya dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga.” (HR Ibnu Hibban).
Berikut beberapa perkara yang menjadi pembatal pahala ataupun merusak pahala puasa. Hindari perkara-perkara berikut agar mendapat keutamaan dan pahala puasa yang teramat agung.
1. Ucapan Dusta (Qauluz-Zur)
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al Bukhari).
Lihatlah bagaimana Rasulullah memperingatkan dengan “Allah tidak membutuhkan amalannya”. Betapa disayangkan seorang yang telah berletih-letih menjalankan puasa, namun ia tak mendapatkan apa-apa karena melisankan ucapan dusta.
2. Pengamalan Dusta
Dari hadits di atas juga diketahui bahwa perusak pahala puasa tak hanya ucapan dusta secara lisan, namun juga pengamalannya atau konsekuensi dari perkataan dusta tersebut. Biasanya hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari qauluz-zur. Mengingat bahwasanya sekali seseorang berdusta, akan banyak kedustaan lain yang mengikutinya.
3. Mengamalkan Kebodohan (Jahl)
Masih tercantum dalam hadits Al Bukhari di atas, amal kebodohan juga disebut Rasulullah sebagai perusak pahala puasa. Hal ini juga disebutkan dalam Fathul Bari sebagai perkara pembatal pahala puasa. Segala perkara bodoh yang tak ada ilmunya dalam syariat, maka akan menjadi penghapus pahala puasa.
4. Berkata Sia-sia (Laghwu)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya puasa itu bukan menahan dari makan dan minum saja, hanyalah puasa yang sebenarnya adalah menahan dari laghwu (ucapan sia-sia) dan rafats (ucapan kotor). Maka apabila seseorang mencacimu atau berbuat tindakan kebodohan kepadamu katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Tak hanya ucapan yang tak guna, perbuatan sia-sia pun dapat merusak pahala puasa. Sia-sia di sini yakni sesuatu yang tak punya nilai ataupun manfaat. Jadi, tahanlah diri dari segala hal yang tak bermanfaat baik ucapan maupun perbuatan agar tak merusak pahala puasa yang sangat besar.
5. Berkata Keji dan Kotor (Rafats)
Selain Laghwu, menahan diri dari Rafats juga disebut nabi sebagai puasa yang sebenarnya atau sebenar-benar puasa. Pengertian rafats dimaknai berbeda oleh para ulama. Namun sebagian besar ulama merujuk pada makna luas yakni kata-kata keji, kotor, jelek.
6. Ribut atau Bertikai (Shakhab)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Maka bila pada hari puasanya seseorang di antara kalian, janganlah ia melakukan rafats dan janganlah ia yashkhab (berteriak, ribut)...”
Dalam Lisanul Arab, Shakhab bermakna bersuara keras dan ribut karena adanya pertikaian. Dalam Mukhtashar Shalih Al Bukhari juga disebutkan makna hadits tersebut yaitu jangan bersuara keras atau berteriak dan jangan melakukan pertikaian.
7. Adu Mulut Atau Mencaci
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad bersabda, “Janganlah kamu saling mancaci (bertengkar mulut) sementara kamu sedang berpuasa. Maka bila seseorang mencacimu katakan saja, ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’, dan kalau kamu sedang berdiri maka duduklah.” (HR. Ibnu Khuzaimah, An Nasa’i, Imam Ahmad dan Ath Thayalisi).
Itulah tujuh perkara yang dapat merusak puasa bahkan membatalkan pahalanya. Ketujuhnya nampak sepele namun dapat menghilangkan pahala puasa yang teramat sangat besar, termasuk pahala untuk masuk surga dan dihindarkan dari api neraka. Wallahu a’lam.