Cegah Gangguan Setan Saat Shalat Dengan Merapatkan Shaf

Muslimahdaily - Shalat merupakan tiang agama bagi umat Islam, barang siapa yang mendirikan shalat seperti ia mengokohkan agamanya. Namun barang siapa yang meninggalkan shalat sama seperti ia menghancurkan agamanya.

Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin sebagai salah satu ungkapan bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Subahanhu wa taala, serta sebagai sarana untuk mendekatkan diri dan “berkomunikasi” dengan Allah.

Dalam hadist Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, yang diriwayatkan oleh Tirmidzi beliau bersabda bahwasannya, “ dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwasannya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada saat hari kiamat adalah shalatnya.

Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman ‘Lihatlah hambaKu memiliki shalat sunnah’. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Begitupun dengan amalan lainnya.”

Dalam menjalankan shalat, kaum muslimin tidak boleh asal-asalan. Rasulullah sudah memerintahkan untuk menjalankan shalat sesuai dengan yang dicontohkan oleh beliau. Termasuk diantaranya adalah merapatkan shaf saat shalat berjamaah.

Seringkali di masjid atau musholla terdapat jamaah yang ikut shalat berjamaah dan membawa sajadah masing-masing, dan sajadah tersebut menjadi batasan antara jamaah. Namun, terkadang ukuran sajadah yang terlalu lebar membuat adanya celah antara jamaah kanan dan kiri yang menjadikan shaf shalat tidak rapat dan tidak rapih.

Padahal merapatkan shaf saat berjamaah merupakan bagian dari kesempurnaan iman. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang menutup celah shaf, maka Allah Subhanahu wa ta’ala akan mengangkat satu derajat baginya.”

Selanjutnya dalam hadist dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa yang menyambung shaf, maka akan Allah sambung baginya. Barang siapa yang memutus shaf, maka akan Allah putus baginya.”

Ustadz Ammi Nur Baits mengatakan maksud dari menyambung adalah Allah akan menyambung rizkinya, keberkahannya, rahmatnya, dan kebaikan baginya. Sedangkan, memutus adalah Allah akan memutus baginya rizki, keberkahan, rahmat dan lain-lainnya. Beliau juga menambahkan bahwa dalam hadist ini Allah sudah memberikan peringatan dengan jelas perihal keutamaan dan ancaman bagi kaum muslimin yang menyambung dan memutus shaf dalam shalat.

Dalam riwayat lain oleh Anas bin Malik, Rasulullah sebelum memulai shalat berjamaah berkata kepada para sahabat, “Rapatkan shaf-shaf kalian, dekatkan shaf kalian, dan rapatkan pundak-pundak kalian.”

Rasulullah juga menyebutkan keutamaan bagi orang-orang yang merapatkan shaf. Kemudian Rasulullah berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya. Sungguh aku melihat setan masuk di celah-celah shaf kalian seperti anak-anak kambing.”

Maksud dari perkataan Rasulullah adalah, dengan umat muslimin merapatkan shaf saat shalat berjamaah akan menghalangi setan-setan untuk masuk ke dalam celah-celah shaf dan mengganggu ketika sedang shalat.

Ustadz Ammi Nur Baits juga menambahkan dengan shaf shalat yang rapih dan tidak bolong-bolong akan menambahkan kekhusyukan dan fokus dalam shalat berjamaah. Terlebih pahala yang akan didapatkan dengan melaksanakan shalat berjamaah adalah 27 derajat lebih besar dibandingkan dengan shalat sendiri.

Add comment

Submit