Tahun Politik; Ketahui Makna Hadits “Kalian Akan Dipimpin Oleh Orang Yang Seperti Kalian”

Muslimahdaily - Terdapat sebuah hadits yang sering kali disebut dan menjadi perbincangan banyak orang acap kali tahun politik tiba. Yakni hadits yang berbunyi, “Kalian akan dipimpin oleh orang yang seperti kalian.” Sebetulnya, benarkah hadits itu datang dari nabi? Lalu apa makna dibalik ungkapan tersebut?

1.Derajat Hadits

Ternyata, meski sangat terkenal, hadits tersebut tidaklah shahih dari nabi. Syekh Al Albani memasukkan hadits tersebut dalam kitabnya yang berisi hadits-hadits dha’if, yakni Silsilah Ad Dhaifah.

2.Sekedar Kata Mutiara

Ungkapan “Kalian akan dipimpin oleh orang yang seperti kalian” ternyata sekedar kata mutiara yang sering digunakan para pakar ilmu sosial dan sejarawan di masa lalu. Kalimat hikmah ini merupakan kaidah dasar tentang isu kepemimpinan dan terbukti dari sejarah kepemimpinan yang telah lewat.

3.Benar Adanya

Meski sekedar kata hikmah dan bukan hadits, ungkapan tersebut memiliki kebenaran dari kacamata Islam. Bahwasanya setiap pemimpin memiliki karakteristik yang sama seperti rakyat yang dipimpinnya. Seakan-akan, pemimpin adalah cerminan masyarakatnya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an bahwasanya Fir’aun memimpin rakyat yang juga sama-sama kafir dan fasik sepertinya. Allah berfirman, “Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. Az Zukhruf: 54).

4.Ungkapan Hasan Al Bashri

Ungkapan “kalian akan dipimpin oleh orang seperti kalian” juga pernah dikatakan dan dibenarkan oleh seorang tabi’in (yakni murid shahabat nabi), Hasan Al Basri. Diriwayatkan dari Imam Ath Thabrani, dari Hasan Al Bashri, ia pernah mendengar seorang pria mendoakan keburukan bagi Al Hajjaj (yakni salah satu gubernur yang terkenal kejam di era tabi’in). Ia pun kemudian berkata,

“Janganlah kamu lakukan itu! Kalian diberikan pemimpin seperti ini karena diri kalian sendiri. Kami khawatir, jika Al Hajjaj digulingkan atau meninggal, maka monyet dan babi yang akan menjadi penguasa kalian, sebagaimana telah diriwayatkan bahwa pemimpin kalian adalah buah dari amalan kalian dan kalian akan dipimpin oleh orang yang seperti kalian.”

Ucapan Hasan Al Bashri “sebagaimana telah diriwayatkan” menunjukkan bahwasanya kalimat tersebut telah dikenal di kalangan shahabat, tabi’in, atau bahkan telah dikenal di zaman nabi-nabi terdahulu. Namun karena bukan ucapan Rasulullah, maka tak sepatutnya dinisbatkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam walaupun kalimat tersebut benar adanya.

5.Ungkapan Arab

Terdapat ungkapan Arab yang serupa dengan kalimat di atas; “Kezaliman penguasa itu disebabkan oleh kezaliman yang dilakukan rakyat.” Ungkapan ini sesuai dengan firman Allah,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuara: 30).

Apa kaitan ayat tersebut dengan penguasa? Bahwasanya pemimpin yang buruk merupakan suatu musibah, sementara musibah tidaklah datang kecuali karena kesalahan dan dosa yang dilakukan rakyat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Qatadah. Ia berkata,

“Dahulu Bani Israil pernah bertanya-tanya, ‘Wahai Rabb, Engkau di langit sementara kami di bumi, lalu bagaimana kami dapat mengetahui ridha dan murka-Mu?’ Lalu Allah mengilhamkan kepada sebagian Nabi-Nya, ‘Kalau Aku angkat orang-orang baik sebagai pemimpin kalian, berarti Aku ridha kepada kalian. Kalau Aku angkat orang-orang jahat sebagai pemimpin kalian, berarti Aku murka kepada kalian’.”

6.Kesimpulan

Dari semua penjelasan di atas, maka jelaslah tentang kebenaran ungkapan; “Kalian akan dipimpin oleh orang seperti kalian.” Maknanya, jika rakyat gemar bermaksiat, melakukan perbuatan dosa, melanggar perintah-Nya, maka mereka pun akan mendapat pemimpin yang serupa. Sebaliknya, jika rakyatnya terdiri dari orang saleh, taat kepada-Nya, mematuhi aturan dan larangan-Nya, maka mereka pun akan mendapat pemimpin yang luar biasa hebat.

Sebagai penutup, perhatikanlah ucapan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu ketika seorang rakyatnya bertanya kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, gerangan apa yang dialami Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma, kenapa semua rakyat tunduk dan patuh kepada keduanya? Wilayah kekuasaan yang semula lebih sempit dari satu jengkal lalu meluas dalam kekuasaan mereka? Lalu mengapa ketika engkau dan Utsman (bin ‘Affan) menggantikan posisi mereka, rakyat tidak lagi tunduk dan patuh terhadap kalian berdua, sehingga kekuasaan yang luas ini menjadi sempit untuk kalian?”

Lalu sang khalifah keempat pun menjawab, “Karena rakyat mereka berdua (yakni Abu Bakr dan Umar) adalah orang-orang yang seperti aku dan Utsman. Sementara rakyatku sekarang adalah kamu dan orang-orang yang sepertimu.”

Maka jika kelak negeri ini mendapat pemimpin yang buruk, jangan terburu-buru menyalahkan mereka. Alangkah baiknya jika bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita menaati-Nya dan menahan diri dari larangan-Nya? Jika rakyat saja enggan menjadi pribadi yang baik, bagaimana mungkin berharap mendapat pemimpin yang baik?

Add comment

Submit