Muslimahdaily - Kisah ini berawal ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa ssalam membantu pasukan Usamah bin Zaid untuk pergi ke Palestina. Tujuannya untuk merebut Baitul Maqdis dari jajahan Romawi.
Namun, beberapa sahabat mengatakan meragukan pasukan mereka sendiri. Katanya, bagaimana bisa pasukan yang berisi sahabat-sahabat mulia seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Talhah dan Zubair Radhiyallahu 'anhum dipimpin oleh Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'anhu yang masih berumur 18 tahun. Kemudian Rasulullah membela Usamah dengan mengatakan bahwasanya pemuda itu seperti halnya ayahnya, Zaid yang dikenal akan keahliannya dalam memimpin pasukan. Usamah layak untuk menjadi pimpinan pasukan.
Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu video yang diunggah oleh akun Youtube Hidayah Indonesia, berkisah bahwa pada malam itu, tepatnya bulan Safar, Rasulullah mengutus pasukan Usamah untuk keluar dari kota Madinah. Namun, Rasulullah ingin mengunjungi kuburan Baqi terlebih dulu, yakni tempatnya para sahabat dimakamkan. Biasanya Rasulullah mengunjungi Baqi 2 kali dalam seminggu untuk berdoa memohon ampunan untuk mereka yang sudah mendahului.
Sesampainya di sana, Rasulullah berkata kepada Abu Muwaidah Radhiyallahu 'anhu, seseorang yang sering menemani Nabi Muhammad di akhir hidupnya, “Sungguh wahai Abu Muwaidah fitnah sudah datang."
”Artinya jikalau fitanah sudah datang, umur Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam tidak akan lama lagi," ucap Ustadz Khalid Basalamah.
Malam itu juga, Allah mengutus Jibril turun di Baqi untuk menemui Rasulullah. Jibril berkata, “Tuhanmu wahai Muhammad memberikan kepadamu kesempatan untuk hidup sampai hari kiamat.”
Selama Rasulullah hidup, Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan kekuasaan kepadanya untuk menguasai bumi beserta seluruh kekayaan dunia. Setelah meninggal pada hari kiamat pun, Allah menjanjikan surga untuk Rasulullah.
Sedangkan pilihan kedua yaitu, meninggalkan dunia dan bertemu Allah di surga-Nya. Pilihan pertama memang sangat menggiurkan. Hidup sampai hari kiamat bahkan kelak akan diberikan surga. Namun ternyata, Rasulullah memilih untuk meninggalkan dunia ini.
Abu Muwaidah yang tahu bahwa Rasulullah memilih untuk meninggalkan dunia ini sempat merasa tak rela. Ia berkata, “Kalau begitu wahai utusan Allah pilihlah kami, jangan engkau yang meninggal. Biarkan engkau yang memimpin kami.”
Kemudian Rasulullah menjawab dengan tenang, “Tidak wahai Abu Muwaidah tidak sama sekali, tetapi aku mendahulukan pertemuanku dengan Tuhanku dan surga.”
Dari sini kita belajar bahwsanya Rasulullah lebih mendahulukan akhirat dibanding merasakan nikmat dunia sampai hari kiamat.
Akhirat merupakan pintu menuju ke kehidupan yang abadi dan kematian merupakan awal dari segalanya bagi setiap muslim. Seorang muslim yang sudah meninggal kelak akan mendapatkan janji-janji Allah, mendapatkan balasan dari amal-amal shalih yang pernah dilakukan semasa hidupnya.
Kisah Nabi Muhammad kali ini memberikan kita keyakinan bahwasanya kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, tetapi hendkanya dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Semoga senantiasa kita dijauhkan dari sifat terlena akan kehidupan duniawi.
Wallahu 'alam.
https://youtu.be/72kGEweAHko