Muslimahdaily - Hujan sejatinya memiliki makna yang mendalam dalam Islam. Merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah turunkan dari langit bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Dengan hujan, tanah menjadi subur, daun dan bunga-bunga menjadi basah dan semakin tumbuh. Hewan mendapatkan air minumnya, serta sungai yang mengaliri air deras untuk digunakan oleh manusia.
Begitu besarnya keberkahaan hujan yang Allah turunkan ke bumi. Namun, seringkali manusia luput dari rasa syukur tersebut dan berakhir dengan keluh kesah serta kecewa pada hujan. Karena mereka menganggap bahwa karena hujan aktifitas menjadi terhambat, rumah menjadi bocor atau banjir bahkan terjadi di sepanjang jalan.
Padahal hujan adalah salah satu bentuk kekuasaan-Nya dalam mengatur alam semesta, sebagaimana tertulis di dalam Al-Qur'an,
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat [41]: 39).
Malaikat di balik turunnya hujan
Selain salah satu bentuk rezeki yang Allah berikan untuk makhluk hidup, satu hal yang harus kita imani adalah bahwa terdapat salah satu malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk mengurus hujan. Ialah malaikat Mikail.
Ibnu Katsir menjelaskan, “Mikail ditugaskan untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan yang darinya berbagai rizki diciptakan di alam ini. Mikail memiliki beberapa pembantu. Mereka melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka melalui Mikail berdasarkan perintah dari Allah. Mereka mengatur angin dan awan, sebagaimana yang dikehendaki oleh Rabb yang Maha Mulia. Sebagaimana pula telah kami riwayatkan bahwa tidak ada satu tetes pun air yang turun dari langit melainkan Mikail bersama malaikat lainnya menurunkannya di tempat tertentu di muka bumi ini.”
Saat hujan turun, seringkali kita juga mendengar petir dan melihat kilat secara bersamaan. Tahukah kamu bahwa saat itu pula ada malaikat yang bertugas di baliknya.
Sebagiamana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang petir, lalu beliau menjawab,
“Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.”
Begitupun As Suyuthi saat menafsirkan surat al Baqarah ayat 19, ia mengatakan bahwa petir (Ar Ra’du) adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa petir adalah suara malaikat. Sedangkan kilat (barq) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat tersebut untuk menggiring mendung (Tafsir Jalalain dengan Hasyiyah ash Showi 1/31, ed).
Selain itu, segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini, baik ataupun buruk pasti akan dicatat dengan rapih oleh malaikat yang akan selalu hadir bersama kita. Oleh karena itu, ucapkan dan lakukanlah sesuatu yang baik saat hujan turun. Jangan malah mencelanya atau berkeluh kesan berlebihan.
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18)
Oleh karena itu, ada baiknya kita mengucapkan kata-kata yang baik saat hujan turun. Berdzikir memuji asma-Nya dan berdoa apapun yang kamu inginkan. Karena sejatinya waktu hujan adalah waktu mustajab terkabulnya doa. Sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist.
Sebagiamana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan: [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani, lihat hadits no. 1026 pada Shohihul Jami’)
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dua orang yang tidak ditolak do’anya adalah: [1] ketika adzan dan [2] ketika rapatnya barisan pada saat perang.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Dan ketika hujan turun.” (HR. Abu Daud dan Ad Darimi, namun Ad Darimi tidak menyebut, “Dan ketika hujan turun.” Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Misykatul Mashobih)
Jangan lupa untuk selalu berdoa meminta kebaikan atas hujan yang turun dengan doa berikut,
اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً
“Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.”
Semoga bermanfaat.
Sumber: Muslim or id, Rumaysho.