Muslimahdaily - Adalah hal yang sangat istimewa ketika seseorang bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Bunga tidur yang satu inilah yang sangat dinanti-nanti tiap Muslim. Seakan-akan kedatangan tamu dari sosok yang sangat dicintai dan dirindukan. Tentu saja akan sangat beruntung orang-orang yang dapat bertemu Nabiyullah walau hanya di mimpi saja.
Ada beberapa kisah populer seputar mimpi bertemu nabi. Cucu Rasulullah, Sayyidina Husein Radhiyallahu‘anhu contohnya. Dikisahkan bahwa beliau pernah bertemu bertatap muka dengan sang kakek. Saat itu Rasulullah mengijazahkan sebuah doa yang kemudian doa tersebut dibaca oleh Husein tiap usai shalat dan membuat keinginannya tercapai.
Ada juga kisah dari Imam Al Ghazali yang juga bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam. Belaiu pernah ditanya, “Mengapa engkau sering mengutip hadits-hadits ahad (tidak populer) di dalam kitab Ihya Ulumid Din?” Beliau menjawab, “Saya tidak pernah menulis satu hadits di dalam buku ini sebelum saya konfirmasikan kepada Rasulullah.” Maksudnya bertanya kepada Rasulullah lewat mimpi.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘anhu, aku mendengar Rasulullah bersabda,
“Barang siapa melihatku di dalam mimpi, niscaya ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat menyerupaiku.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Imam Nawawi menjelaskan tiga makna yang terkandung dari kalimat “niscaya ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga” di atas, yakni:
Pertama, mimpi tersebut merupakan pertanda bahwa dirinya kelak akan diberikan pertolongan oleh Allah untuk hijrah menemui Rasulullah. Makna ini lebih diperuntukkan kepada orang-orang yang hidup di zaman Rasulullah, tetapi belum sempat berkesempatan menemuinya.
Kedua, mimpi tersebut jadi pembenaran bahwa dirinya kelak akan bertemu Rasulullah di akhirat, baik sebelumnya ia sudah pernah bertemu dengan Rasulullah, maupun belum.
Ketiga, mimpi tersebut merupakan tanda bahwa dirinya kelak meraih kedekatan dengan Rasulullah di akhirat maupun ataupun juga bermakna kelak akan mendapat syafaatnya.
Bagaimana ciri-ciri mimpi bertemu dengan Rasulullah?
Ulama asal Mesir, Abdul Aziz Ahmad bin Abdul Aziz menuturkan ada tiga ciri mimpi bertemu Rasulullah. Pertama, sosok dalam mimpi tersebut akan berkata, “Aku adalah Rasulullah” atau “Aku adalah Muhammad bin Abdullah” atau “Aku adalah nabimu.”
Kedua, orang bermimpi melihat sosok yang sangat diagungkan. Ia yakin orang tersebut bukanlah orang sembarangan. Ia juga akan meyakininya sebagai Rasulullah walaupun dirinya belum pernah bertemu Rasulullah dan tidak ada yang memberitahunya. Ketiga, orang yang bermimpi melihat seseorang yang sangat dihormati. Kemudian ada orang lain yang memberitahukan bahwa orang tersebut adalah Rasulullah.
Apa yang harus dilakukan saat seseorang mengaku bertemu Rasulullah?
Melansir dari laman NU Online, ketika seseorang mengaku bermimpi bertemu dengan Rasulullah, maka hendaknya ia ditanyakan tentang sifat-sifat fisik Rasulullah dalam mimpinya. Bila sesuai dengan ciri-ciri yang dituliskan dalam kitab-kitab ulama tarikh, maka mimpinya tersebut dapat dibenarkan, begitu pula sebaliknya.
Pernah suatu ketika seorang sahabat mengaku bertemu dengan Rasulullah lewat mimpi. Kemudian ia diminta untuk menyebutkan sifat dari orang yang ditemuinya di dalam mimpi. Kemudian ia meceritakan sifat nabi yang belum pernah diketahui sebelumnya. Maka mimpinya tersebut tidak dibenarkan.
Sementara itu salah seorang sahabat lainnya pernah menceritakan mimpinya bertemu Rasulullah. Kemudian ia diminta menyebutkan sifat-sifat fisik Rasulullah. Ketika itu ia menjawab dengan sifat yang mirip dengan Hasan bin Ali, yakni cucu Rasulullah yang rupa fisiknya sangat mirip dengan kakeknya tersebut. Maka mimpinya tersebut dibenarkan.
Mengapa harus melihat dari ciri-ciri fisik Rasulullah? Hal tersebut lantaran karena setan dan jin yang dapat menyerupai manusia, hewan, dan tumbuhan, tetap saja tidak bisa menyamai rupa fisik Rasulullah.
Syekh Zakaria Al Anshari dalam Asna Al Muthalib fi Syarh Raudah ath-Thalib menyebutkan, “Dan bermimpi bertemu Rasulullah adalah dapat dibenarkan karena setan tidak dapat menyerupainya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dua kitab shahih Bukhari Muslim.”
Rasulullah bersabda, “Barang siapa melihatku, ia telah melihat kebenaran karena setan tidak bisa menjelma dalam rupaku." (HR. Bukhari).
Wallahu ‘alam.