Muslimahdaily - Setelah manusia meninggal dunia, maka ruhnya akan berada di alam barzah. Sementara alam barzah sendiri merupakan tempat hal-hal ghaib berada, termasuk juga ruh manusia yang telah meninggal. Lantas, apakah sesama ruh tersebut bisa saling bertemu?

Menukil dari buku Arruh li Ibnil Qayyim (Masalah Ruh) karya Imam Syamuddin Abdilah bin Qayyim Al Jauzy berikut rangkuman jawaban Muslimahdaily.

Ruh terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah bagian yang tersiksa dan berada dalam kesulitan. Bagian yang pertama ini sukar untuk bertemu satu sama lain. Yang kedua, bagian yang mendapat nikmat, bagian ini yang dapat saling bertemu kembali, sebagaimana keadaan mereka di dunia. Mereka dapat bertemu dengan orang-orang yang dicintainya dalam tiga tempat, yakni di dunia, di alam barzah dan di akhirat.

Walau dapat saling bertemu, sesama ruh ini hanya bisa bertemu dengan ruh lain yang sama tingkatan amalnya. Hal ini sebagaimana persitiwa Isra Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Dikisahkan bahwa beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Isa. Mereka kemudian membicarakan tentang hari kiamat. Kemudian Nabi Isa menuturkan tentang kedatangan Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj kelak. Sementara Nabi Musa dan Ibrahim tidak mengetahui apa yang berkenan dengan hari kiamat.

Kisah tersebut menekankan bahwa Nabi Muhammad bertemu dengan ruh yang sama tingkatannya dengan beliau, yakni para Nabi. Sementara Nabi Muhammad sendiri berada di tingkatan yang paling tinggi.

Allah berfirman,

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. an-Nisa: 69).

As-Sya’by berkata, “Seorang laki-laki dari golongan Anshar datang kepada Nabi dan menangis. Lantas Rasulullah bertanya, ‘Mengapa engkau menangis, wahai Fulan?’ Dia menjawab, ‘Demi Allah, bahwa tuan lebih aku cintai daripada keluargaku dan harta bendaku, bahkan daripada diriku sendiri. Aku senantiasa ingat kepada tuan sepanjang waktu. Tetapi bila aku ingat akan keadaanku setelah tuan meninggal, tentu aku tidak akan bertemu lagi di Surga. Sedangkan aku, jika masuk surga, tentu akan menempati bagian yang paling rendah.’ Rasulullah tidak menjawab hingga turun ayat 27-30 Surat Al Fajr.

Lebih lanjutnya Allah juga berfiman dalam Al Imran ayat 169-171 sebagai berikut:

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah, itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 169-171).

Ibnu Abid Dunya berkata, “Setelah Basyar bin Barra’ bin Ma’rur meninggal dunia, makai bunya sangat gelisah. Lantas ia berkata kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah apakah ruh-ruh orang mati bisa saling memberi pengertian satu sama lainnya, karena aku ingin mengirimkan salam buat Basyar anaku?’

Rasulullah menjawab, ‘Demi Allah mereka bisa saling bertemu dan memberi pengertian satu sama lain, seperti saling bertemunya burung-burung di puncak pohon itu, ya Umma Basyar.’ Setelah itu Ummu Basyar mendengar langsung dari beliau tentang itu, makai a mengajak keluarga Bani Salmah yang hampir sampai umur, ia selalu mengirimkan salam untuk anaknya, Basyar.

Kemudian juga kisah dari Abdulullah Al Mubarak. Beliau berkata, “Aku bermimpi bertemu dengan Sufyan ats-Tsaury, maka aku bertanya padanya, ‘Apa yang diperbuat oleh Tuhan terhadapmu?’ Beliau menjawab, ‘Kini aku telah bertemu dengan Muhammad dan golongannya.’”

Demikian berapa bukti dalil tentang bertemunya para ruh di alam barzah. Semoga kita termasuk golongan yang diberikan nikmat tersebut.

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit