Muslimahdaily - Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk shalat berjamaah. Selain dapat memperat hubungan antar umat Islam, shalat berjamaah sendiri memiliki banyak keutamaan.

Rasulullah bersabda,

“Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya. Sungguh aku sangat ingin menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, lalu menyuruh seseorang supaya menyerukan azan, kemudian menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Sementara itu, aku akan pergi mendatangi orang-orang yang tidak shalat berjamaah, lalu aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sejatinya, aturan shalat berjamaah tak jauh berbeda dengan shalat sendiri. Namun ada beberapa aturan yang harus ditaati antara imam dan makmum. Nah, ternyata masih banyak di antara umat Islam, termasuk kita yang masih sering melakukan kesalahan dalam menunaikan shalat berjamaah. Apa saja kesalahan tersebut? Berikut di antaranya.

1. Tergesa-gesa agar dapat mengikuti shalat berjamaah

Karena tak mau melewatkan pahala shalat berjamaah, tak jarang kita jadi terbur-buru datang ke masjid. Buru-buru mengambil air wudhu hingga memakai mukena, akibatnya, wudhu jadi tak sempurna dan pakaian tak sepenuhnya menutup aurat.

Tergesa-gesa juga merupakan strategi setan untuk menggoda anak Adam. Karena dimulai dengan tergesa-gesa pula, hati jadi tak tenang begitu pula konsentrasi akan terganggu.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Jika kalian mendatangi shalat, berjalanlah dengan tenang, apa-apa yang kamu dapati maka shalatlah dan apa-apa yang terlewat olehmu, sempurnakanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Mengabaikan kesempurnaan shaf shalat

Kesalahan yang satu ini juga tak kalah sering dilakukan. Ketika jamaah shalat hanya terdiri dari dua orang, yakni seorang imam dan seorang makmum saja, maka posisi makmum yang tepat adalah berdiri sejajar dengan imam, dan bukan di belakanganya. Hal ini berlaku jika keduanya merupakan laki-laki atau keuduanyan wanita.

Namun jika jamaah shalat terdiri dari laki-laki dan wanita, maka makmum berdiri di belakang imam.

Sementara itu, posisi makmum yang benar adalah berada di sebelah kanan imam. Hal ini sebagaimana riwayat seorang sahabat. Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

“Suatu malam aku shalat bersama Rasulullah, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau memegang bagian belakang kepalaku dan menarikku ke sebelah kanan beliau.” (HR. Bukhari).

Sementara itu, jika jumlah jamaah shalat ada tiga orang, maka makmum ada di belakang imam.

Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah berdiri shalat Maghrib, lalu aku datang dan beridiri di samping kirinya. Beliau menarikku ke sebelah kanannya. Tiba-tiba sahabatku datang (untuk shalat), lalu kami berbaris di belakang dan shalat bersama beliau.” (HR. Ahmad).

3. Melakukan gerakan yang menyalahi imam

Maksud menyalahi adalah tidak segera mengikuti gerakan makmum dan justru berlama-lama dengan gerakannya sendiri. Misalnya, ketika imam sudah bangkit dari sujud, sementara makmum sengaja melamakan sujudnya. Hal ini tidak sejalan dengan anjuran Rasulullah. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya imam itu untuk diikuti. Jika imam telah rukuk maka rukuklah kalian, dan jika imam bangkit maka bangkitlah kalian.” (HR. Bukhari).

4. Mendahului gerakan imam

Berlama-lama melakukan gerakan sendiri memang tidak diperkenankan, begitu pula mendahului gerakan imam. Imam harus melakukan sebuah gerakan setelah gerakan tersebut dilakukan oleh imam.

Rasulullah bersabda,

“Dijadikan imam untuk diikuti. Jika dia bertakbir, bertakbirlah. Jika dia rukuk, rukuklah. Jika dia mengatakan, ‘samiallahu liman hamidah’ maka ucapkanlah ‘Rabbana lakal hamdu.’ Jika dia sujud, sujudlah. Jika imam shalat berdiri, maka kalian semua berdiri. Jika imam duduk , duduklah kalian semuanya.” (HR. Abu Daud).

Kemudian Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya ubun-ubun orang yang merunduk dan mengangkat kepalanya mendahului imam berada di dalam genggaman setan.” (HR. at-Thabrani).

Dalam hadits lain disebutkan,

“Tidaklah orang yang mengangkat kepalanya mendahului imam merasa takut kalau Allah mengubah kepalanya menjadi keledai.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Masbuk tapi tidak mengikuti imam

Masbuk adalah makmum yang terlambat dalam shalat berjamaah, baik satu atau dua rakaat lebih. Meski terlambat, masbuk tetap harus mengikuti gerakan imam tanpa menunggu rakaat selesai. Sementara banyak dari kita yang salah, ketika imam sedang sujud, kita tidak langsung sujud dan justru menunggu hingga imam takbir lagi.

Rasulullah bersabda,

“Jika kalian datang dan kami dalam kondisi rukuk maka rukuklah kalian dan anggaplah (mendapatkan rakaat). Namun jika kalian datang dalam kedaan kami bersujud maka sujudlah, namun sujudnya tidak dianggap.” (HR. Abu Daud).

Demikian beberapa kesalahan dalam shalat berjamaah yang masih sering dilakukan. Hendaknya kita tidak mengulanginya lagi.

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit