Muslimahdaily - Seringkali kita kesulitan menghafal Al Qur'an. Bahkan terkadang butuh waktu lama untuk merekam ayat-ayat Allah. Namun anehnya, hafalan-hafalan tersebut cepat sekali menguap dan hilang dari ingatan.
Kondisi tersebut rupanya terjadi karena ada yang salah pada cara menghafal kita. Terlalu terburu-buru atau terlalu ingin cepat mendapat hasil, merupakan dua hal yang perlu dihindari. Maka cara menghafal kita lah yang memang perlu dibenahi. Berikut beberapa metode yang dapat dipraktekkan agar mudah menghafal kitabullah dan tak mudah melupakannya.
Dalam kitab Al Ajwibah Al Hisaan; Liman Aroda Bihifdzil Qur'an disebutkan bahwa terdapat dua metode yang perlu diperhatikan saat menghafal Al Qur'an. Barang siapa yang ingin menghafal dengan hafalan yang mutqin, maka perlu menempuh metode-metode tersebut. Mutqin yakni hafalan yang kuat dan terjaga selamanya. Kita sering mendengar istilah 'hafal di luar kepala', demikian lah maksud dari mutqin.
Metode pertama; Minimalkan jumlah hafalan
Saat menghafal Al Qur'an, bagilah nash dalam beberapa hari. Setiap hari, hafalkanlah hanya bagian yang ditentukan. Pembagian jumlah ayat yang dihafal pun hendaknya tidak terlalu banyak. Hal ini supaya menghindari kejenuhan dalam menghafal.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Wahai manusia, ambillah dari amalan-amalan itu apa yang kalian mampu. Sesungguhnya Allah tidak akan bosan hingga kalian merasa bosan. Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus walaupun sedikit," HR. Al Bukhari dan Muslim, dari Aisyah radhiyallahu 'anha.
Al Khatib Al Baghdadi berkata, "Hendaknya seseorang teliti dalam mengambil ilmu dan jangan memperbanyak. Hendaknya dia mengambilnya sedikit demi sedikit, sesuai yang dia mampu untuk menghafalkannya dan yang mudah untuk dipahaminya, karena Allah berfirman,
"Berkatalah orang-orang kafir, 'mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?' Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (QS. Al Furqan ayat 32)
Al Khatib juga memberikan perumpamaan yang apik mengenai hal ini. Layaknya anggota tubuh, hati memiliki kadar beban maksimal. Kadar tersebut pun berbeda setiap orang. Sebagaimana badan membawa beban, seseorang mampu memikul hingga 20 kilogram. Namun seorang lain hanya mampu memikul 2 kilogram. Sebagaimana kaki melangkah, seseorang mampu berlari hingga puluhan kilometer. Namun seorang lain hanya mampu berjalan beberapa meter.
Pun demikian hati. Ada seseorang yang mampu menghafal hingga 10 lembar mushaf sehari. Namun seorang lain hanya mampu setengah halaman dan dilakukan berhari-hari. “Oleh karena itu, hendaknya setiap orang membatasi dirinya sesuai kemampuan yang dimilikinya, selama tidak mengurangi seluruh semangatnya,” ujar Al Khatib dikutip Abdul Qoyyum As Sahaibani dalam Al Ajwibah Al Hisaan.
Metode kedua; Mengulang Hafalan
Metode kedua menghafal Al Qur’an ini sebetulnya adalah tahap selanjutnya setelah metode pertama. Jika perkara pertama tersebut di atas sudah dilakukan, maka mengulang hafalan merupakan perkara kedua yang harus dilakukan.
Memperbanyak mengulang hafalan merupakan cara untuk menguatkan hafalan. Menurut Al Hasan bin Abu Bakr An Naisaburi, seseorang perlu mengulang sebanyak 50 kali untuk mendapatkan hafalannya. Ibnu Jibrin bahkan mengatakan perlu pengulangan hingga 100 kali.
Ada metode seberapa banyak ayat yang perlu kita ulang dalam sehari. Hal itu dipaparkan oleh Az Zarnuji. Menurutnya, seseorang perlu mengulang hafalannya yang baru, yakni hafalan sehari sebelumnya, sebanyak lima kali. Mengulang hafalan dua hari yang lalu sebanyak empat kali. Mengulang hafalan tiga hari lalu sebanyak tiga kali. Mengulang hafalan empat hari lalu sebanyak dua kali, dan mengulang hafalan lima hari lalu sebanyak satu kali. Demikianlah perhitungannya.
Hanya dua metode itu saja yang perlu dilakukan. Keduannya akan sangat memudahkan kita untuk menghafal Al Qur’an. Jika telah dipraktekkan, bukan hal mustahil impian untuk menjadi seorang hafidzah terpenuhi.