Muslimahdaily - Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam penanggalan Hijriyah. Salah satu momen penting dalam bulan ini adalah sepuluh hari pertama dzulhijjah. Sepuluh hari pertama dzulhijjah adalah hari yang paling baik dalam setahun, di mana Allah telah memberkati umatnya dengan kesempatan untuk melipatgandakan pahala mereka melalui rahmat-Nya yang tak terbatas.

Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya dengan melakukan ibadah dan amalan-amalan yang dianjurkan. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa amalan sunnah yang dapat dilakukan selama sepuluh hari pertama dzulhijjah.

Puasa Sembilan Hari Pertama

Disunnahkan berpuasa pada sembilan hari pertama dzulhijjah, karena puasa merupakan salah satu amalan yang paling baik. Jika tidak dapat berpuasa selama sembilan hari penuh, cobalah berpuasa hanya pada Hari 'Arafah, tanggal 9 dzulhijjah. Diriwayatkan oleh salah seorang istri Rasulullah bersabda,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَصُوْمُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ

Artinya: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan puasa sembilan hari bulan Dzulhijjah.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

Meningkatkan Dzikir dan Doa

Meningkatkan dzikir dan doa merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan selama sepuluh hari pertama dzulhijjah. Bisa juga melakukan zikir setelah sholat lima waktu - SubhanAllah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 34 kali, dan SubhanAllahi wa bihamdihi 100 kali sehari akan menghapus dosa - tidak peduli betapa beratnya itu.

Puasa di Hari Arafah

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam sepuluh hari pertama dzulhijjah adalah puasa di hari Arafah. Puasa di hari Arafah dapat dilakukan oleh mereka yang tidak sedang berada di Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Puasa di hari ini memiliki keutamaan yang besar, karena Rasulullah bersabda,

 يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Artinya: “Puasa Arafah menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan yang akan datang.” (HR. Muslim).

Berkurban pada Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyriq

Amalan yang sangat terkait dengan sepuluh hari pertama dzulhijjah adalah menyembelih hewan kurban. Ini adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. Anas Radhiyallahu anhu bercerita,

ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا

Artinya: “Nabi berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Daging hewan kurban dapat dibagikan kepada yang membutuhkan, memperkuat tali persaudaraan, dan menebarkan kebahagiaan di tengah masyarakat.

Shalat Tahajud

Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya. Contohnya seperti shalat tahajud pada sepuluh malam pertama dzulhijjah sama dengan shalat Lailatul Qadar. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah yang berbunyi,

“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).

Berbuat Kebaikan

Meningkatkan kebaikan terhadap sesama juga merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam 10 hari pertama dzulhijjah. Ini dapat dilakukan dengan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, mengunjungi orang sakit, memberikan nasihat yang baik, dan berbuat baik kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang di sekitar kita.

Insya Allah, amalan-amalan ini akan membantu Sahabat Muslimah untuk memanfaatkan sepuluh hari pertama dzulhijjah dengan sebaik-baiknya.