Muslimahdaily - Para bidadari adalah kenikmatan surga yang Allah berikan kepada orang-orang shalih yang senantiasa berada dalam jalan takwa dan menjaga dirinya dari fitnah dunia.
Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan akan keindahan bidadari surga dalam sabdanya yang artinya,“Kalau seandainya seorang wanita surga muncul di dunia, maka dia akan menyinari antara bumi dan langit, dan akan memenuhi bau yang semerbak antara bumi dan langit, dan sungguh kerudungnya lebih baik daripada dunia dan seisinya. (H.R Bukhari).
Sungguh, akal kita tak mampu menggambarkan keindahan bidadari yang dilukiskan Rasulullah, bidadari yang menyinari dunia tentu tak sama dengan matahari yang sinarnya masih terbatas jarak dan menggelapkan sebahagian wilayah bumi. Bukan pula aroma bunga yang semerbaknya menghilang kala terkena tetesan hujan.
Dalam syair-syair Ibnul Qayyim dikatakan, “Sang bidadari membatasi pandangannya kepada kekasihnya karena ketampanan, lirikan mata yang tertunduk adalah lirikan mata para bidadari, ataukah sang bidadari membatasi pandangan sang kekasih kerena cantiknya sang bidadari, dalam hal lirikan mata yang tunduk adalah lirikan mata sang kekasih”.
Para penguni surga itu senantiasa menjaga pandangannya dari hal-hal yang diharamkan, sehingga raganya tak pernah tersentuh oleh apapun hingga dinobatkan bak permata yang terindah. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya,“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya. (QS. Ar-Rahman : 56).
Bidadari diciptakan tanpa celah. Tiada bandingannya jika bersanding dengan wanita-wanita dunia, karena bidadari surga tak memiliki masa yang memudarkan kecantikannya. Ia senantiasa berada pada usia belia. Teriring dengan paras-paras yang cantik jelita, bidadari pun berperangai baik sebagaimana firman Allah yang artinya, “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita.” (QS. Ar-Rahman : 70)
Sahabat, keangunan penciptaan pada bidadari tak lekas menghilangkan kecemburuanya pada perempuan shalehah yang ada di dunia, Rasulullah mengungkpakan bahwa wanita shalehah yang di dunia lebih istimewa dari bidadari karena shalatnya, shaum dan ibadah pada Allah ta'ala. Kita sebagai manusia yang harus beristiqamah melawan ajakan-ajakan setan menjadikan jiwa lebih mulia, melahirkan generasi-generasi yang kelak menjadi penduduk surga.
Ingatlah sabda Rasulullah yang artinya “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita Shalehah” (H.R Muslim). Wanita shalehah memiliki hati yang senantiasa terpaut akan asma-asma Allah, bukanlah seorang wanita yang ilmu tentang fesyennya melebihi ilmu tentang al-Qur'an’an dan hadits, bukan pula pemilik senyuman manis yang ditebar ke banyak lelaki bukan mahramnya. Namun yang lisannya senantisa melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Bukan pula yang khianat tatkala suami di luar rumah, melainkan yang setia dalam suka dan duka untuk menjaga nafkah suami dengan sebaik-baiknya.
Islam pun sangat memuliakan wanita sholehah, sehingga surga berada di bawah telapak kakinya, bahkan Allah pun memberikan nama surah dengan sebutan perempuan yakni surah an-Nisa. Tentunya hal ini pun menimbulkan rasa cemburu di antara para bidadari. Hiduplah bersama Al-Qur'an dan hadits, beraktifitaslah dalam naungan jihad, hingga kelak menuju surgaNya.