4 Kebiasaan Produktif ala Istri Rasulullah yang Perlu Dicontoh Muslimah Masa Kini

Ilustrasi

Muslimahdaily - Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, keluarga, dan para sahabatnya adalah panutan bagi umat muslim dan muslimah di seluruh dunia. Setiap aktivitas yang kita lakukan tak jauh dari nilai syariat, keteladanan, kebaikan, dan keshalihan yang Rasulullah ajarkan kepada umatnya. Khususnya bagi para muslimah masa kini yang akan menjadi tonggak perubahan dan kejayaan islam lewat peran perempuan yang hebat.

Setiap nilai-nilai yang tertanam pada jiwa raga seorang muslimah berpangku pada keteladanan para istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Mereka adalah Ummahatul Mukminin yakni ibu dari orang-orang beriman yang melahirkan peradaban, menerangi kegelapan, dan mencerdaskan kefakiran. 

Para istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam seperti Khadijah, Aisyah, Zainab, dan Hafshah memiliki sisi keteladanannya masing-masing. Mereka banyak menghasilkan nilai–nilai produktif, mengambil peran dan memberi dedikasi bagi umat yang dicintainya. 

Produktif diartikan sebagai sebuah cara atau sifat untuk mendapatkan hasil yang diusahakan dan mencapai hasil yang diinginkan. Seseorang yang memiliki jiwa produktif akan selalu berusaha untuk menata kehidupannya secara teratur atau menghasilkan sesuatu yang bernilai. Mereka bisa juga memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berkembang dan berinovasi.

Berikut tips menjadi produktif ala istri Rasulullah yang bisa kamu contoh:

Mengolah Finansial dengan Cermat

Melihat arus persaingan ekonomi di masa sekarang begitu beragam. Ada perempuan yang sudah mapan di usia muda, memulai bisnis kecil–kecilan, mencari penghasilan sendiri untuk melanjutkan hidup, dan memenuhi kebutuhannya dengan baik. Jika kita sebagai muslimah tidak cermat dalam mengelola keuangan maka akan berdampak pada rutinitas kelangsungan hidup sehari-hari.

Sosok istri Rasulullah yang produktif dalam mengelola finansial dengan cermat adalah Khadijah binti Khuwailid Radiallahu anha. Ia lahir dari keluarga yang terpandang, berakhlak mulia, ayahnya merupakan seorang pedagang yang kaya raya. Saat keluarganya mewariskan harta kepada Khadijah, ia tidak menghabiskan harta itu dengan kesenangan duniawi, namun ia olah kembali untuk menyiapkan diri di masa depan dengan mengembangkan bisnis milik keluarganya. Jiwa berbisnis sudah mendarah daging di hidup Khadijah Radiallahu anha.  

Khadijah melihat peluang bisnis akan terus menuai keuntungan selama ada strategi yang tepat dalam semua sasaran. Baginya, berbisnis adalah hal yang menyenangkan, menjanjikan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup. Tentunya ia pandai dalam mengelola setiap pemasukan dan pengeluaran dari mitra bisnisnya hingga menjadikannya sukses dalam berbisnis. 

Menuntut Ilmu dan Menghasilkan Karya Sebanyak-banyaknya

Salah satu cara seorang muslimah perempuan kini dituntut untuk menunjukkan kecerdasan dan keterampilan di berbagai bidang, terutama dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya. Wanita masa kini juga diharuskan memberikan sumbangan besar dalam bidang sains, teknologi, seni, dan bidang lainnya untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai muslimah kita bisa meneladani semangat menuntut ilmu dari salah satu istri Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang mulia, Aisyah binti Abu Bakar Radiallahu anhu. Ia dikenal sebagai perempuan yang memiliki keterampilan luar biasa dalam menghafal, memahami, dan mengajarkan ilmu pengetahuan.

Beliau tidak hanya dikenal sebagai istri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam tetapi juga sebagai sumber ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi umat Islam. Aisyah Radiallahu anha adalah perawi hadits yang paling produktif. Dengan lebih dari 2000 hadits yang diriwayatkan olehnya, mencakup banyak aspek kehidupan, mulai dari ibadah, etika, sampai hukum. Sejak kecil Aisyah sudah terbiasa dikelilingi lingkungan yang kaya akan ilmu pengetahuan.

Keahlian Aisyah dalam ilmu agama, bahasa, dan logika sangat mempengaruhi cara umat Islam berpikir tentang waktu dan bahkan sampai sekarang. Kecerdasannya tidak hanya terlihat dalam banyaknya hadis yang diajarkannya, tetapi juga dalam perannya menyelesaikan berbagai masalah penting yang muncul di kalangan umat Islam. Kemampuan intelektual Aisyah Radiallahu anha mencakup penulisan, analisis masalah hukum dan fatwa yang menjadi sumber rujukan para sahabat Nabi dan tabi'in.

Aisyah meyakini, dengan ilmu pengetahuan, setiap muslimah dapat berperan penting dalam masyarakat dan memberikan sumbangsih nyata bagi kemaslahatan umat. Baginya, mengenyam pendidikan dan menghasilkan karya yang bermanfaat merupakan salah satu cara untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan umat Islam.

Mengasah Kreativitas yang Dimiliki Agar Bermanfaat bagi Orang Lain

Sebuah inovasi dan kebaruan tentang suatu barang tidak mungkin lahir tanpa kreativitas yang dibangun dan diasah. Seseorang yang mampu mengasah kreativitasnya akan dikenal dari karya yang ia buat dan dapat disalurkan untuk membantu masyarakat.

Baik itu berupa barang atau jasa, sedikit atau banyak kuantitasnya, kecil atau besar dampak yang ditimbulkannya. Sebagai muslimah harus mulai membangun ide kreativitas agar bisa bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.

Sosok istri nabi yang patut diteladani adalah Zaynab binti Jahsy Radiallahu anha. Ia  adalah sepupu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang menjadi istri kelimanya setelah menikah dengan Zaid bin Haritsah. Ia juga termasuk wanita terhormat di Mekkah. Ia memiliki kreativitas untuk menguliti binatang dan menjahitnya untuk membuat barang-barang tertentu. Hasil jerih payah mereka kemudian dijual dan keuntungannya diberikan kepada orang miskin.

Sebuah hadits riwayat Muslim No. 4490 menyampaikan dari Aisyah Ummul Mukminin Radiallahu anha dia berkata, “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda”, “Di antara kalian yang lebih dahulu bertemu denganku di hari kiamat kelak adalah yang paling panjang tangannya.”Aisyah berkata, “Lalu mereka, para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengukur tangan siapakah yang paling panjang.” Aisyah berkata; "Ternyata setelah di ukur-ukur Zainab lah yang paling panjang di antara kami, karena ia sering beramal dan bersedekah dengan tangannya."

Kedermawanan Zainab binti Jahsy Radiallahu anha mengajarkan bahwa dengan menggunakan keterampilan yang dimilikinya, seorang muslimah dapat mandiri secara finansial dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui kedermawanan.

Menghafal dan Menjaga Al-Qur'an di Sepanjang Hidup  

Saat orang lain berlomba-lomba mendapatkan kesenangan duniawi, selayaknya seorang muslimah tetap berpegang teguh untuk menjaga Alquran sepanjang hidupnya. Baik yang memiliki hafalan sedikit atau sudah mengkhatamkan isi Alquran. Islam mewajibkan umatnya untuk menjaga Alquran dimanapun berada, agar kelak mendapat syafaat atau pertolongan di hari kemudian.

Cara menjaga Alquran adalah dengan senantiasa membacanya, menghafalnya, mengulang-ulang ayatnya, serta menjaga bentuk fisik Alquran agar tidak rusak dan hilang. Semua itu merupakan adab dalam mengimani wahyu Allah Subhanahu wa ta'ala.

Ada salah satu istri Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang ikut berperan dalam menjaga Alquran pada masanya. Ia adalah Hafshah binti Umar Radiallahu anha, istri Nabi Shallallahu alaihi wasallam juga putri dari Umar bin Khattab RA. Ia dikenal sebagai penjaga naskah Alquran yang saat itu keterampilannya langka di kalangan wanita. Hafshah pandai membaca dan menulis sehingga mampu menjaga suhuf atau lembaran Alquran yang telah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar RA.

Setelah wafatnya Nabi Shallallahu alaihi wasallam, banyak penghafal Alquran yang gugur dalam perang Yamamah. Hal ini mendorong Khalifah Abu Bakar Radiallahu anhu untuk mengumpulkan ayat-ayat Alquran yang tersebar dalam berbagai bentuk tulisan. Lembaran-lembaran itu kemudian disimpan oleh Hafshah binti Umar Radiallahu anha. 

Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan Radiallahu anhu, mushaf digunakan sebagai rujukan untuk menyusun dan memperbanyak salinan Alquran yang seragam. Kemudian, disebarkan ke berbagai wilayah Islam.

Peran Hafshah binti Umar Radiallahu anhu dalam merawat mushaf Alquran menunjukkan pengabdian beliau dalam menghafal dan merawat mushaf Alquran sepanjang hayatnya. Contoh ini memberi inspirasi kepada muslimah masa kini untuk terus melanjutkan bersemangat dalam mempelajari, menghafal dan menjaga kemurnian Alquran serta mengajarkannya kepada masyarakat.

Dengan meneladani empat kebiasaan produktif ala istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam diatas, muslimah masa kini bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Mari terus berusaha meneladani jejak Ummahatul Mukminin, agar dapat menjadi muslimah yang produktif, berdaya, dan bermanfaat bagi umat.

Add comment

Submit