Muslimahdaily - Minuman herbal atau lebih dikenal sebagai jamu tradisional pada dasarnya telah dikenal sejak ratusan tahun silam. Jamu dikatakan sebagai minuman kesehatan yang aman dikonsumsi karena menggunakan bahan dasar alami dalam proses pembuatannya.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Melansir dari laman Alodokter, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan, sekitar 60% penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun pernah minum jamu. Jamu juga dikonsumsi oleh sekitar 30% rumah tangga di Indonesia. Selain itu, 95% dari mereka yang minum jamu merasakan manfaat dari minum jamu.

Lalu sebenarnya, seberapa takaran atau dosis jamu yang tepat untuk dikonsumsi? Bolehkah kita mengonsumsi jamu setiap hari? Apakah ada gejala yang timbulkan dengan meminum jamu? Berikut Muslimahdaily akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Dilansir dari Hallo Sehat, Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa jamu dapat dikonsumsi setiap hari, dengan catatan tetap perhatikan takaran atau dosis jamu. Bahkan Kementerian Kesehatan juga mencanangkan program gerakan minum jamu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Minum jamu setiap hari dapat memberikan manfaat seperti menjaga daya tahan tubuh, memelihara kesehatan, pemulihan, kebugaran, bahkan kecantikan. Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Dirjen Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Ina Rosalina, mengatakan jamu juga bisa membantu stamina seseorang menjadi lebih baik.

Jamu juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kencing manis, kolesterol, pegal linu, sampai menurunkan berat badan. Meski begitu, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa minum jamu harus memperhatikan takarannya juga.

Mengutip dari CNN Indonesia, Fiastuti Witjaksana, dokter gizi klinik dari MRCCC Siloam Semanggi mengatakan bahwa ia pernah beberapa kali menerima pasien yang mengalami kerusakan lambung seperti bocor dan bolong serta kerusakan ginjal akibat minum jamu.

Fiastuti menyarankan, jika ingin meminum jamu lebih baik memastikan bahan apa yang digunakan dan tidak dalam takaran yang berlebihan.

Lalu, bagaimana caranya agar jamu aman jika dikonsumsi setiap hari?

Sebelum mengonsumsi jamu, baiknya kita mengetahui komposisinya. Hindari jamu yang mengandung beragam zat kimia, pengawet, dan terbukti higienis.

Sebaiknya buatlah minuman jamu dengan tangan kita sendiri agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Sahabat muslimah bisa mulai membuatnya dari bahan dasar seperti kunyit, kunyit, jahe, kencur, dan temulawak.

Apabila kamu ingin mengonsumsi jamu dalam bentuk kemasan, maka penting untuk memperhatikan apakah jamu tersebut sudah teruji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau belum.

Jangan sungkan untuk selalu konsultasi ke dokter apabila ingin menggunakan jamu sebagai pengobatan penyakit tertentu. Terakhir, hindari konsumsi jamu bersamaan dengan obat-obatan medis, karena hal tersebut dapat menimbulkan interaksi atau reaksi negatif.

Intinya, minumlah jamu sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Karena dalam Islam pun sesuatu yang berlebihan akan menimbulkan efek yang tidak baik.

Semoga bermanfaat.