Muslimahdaily - Sebagian orang mungkin ada yang menganggap bahwa tekanan darah rendah dan kurang darah merupakan penyakit yang sama. Memang, keduanya memiliki gejala yang sekilas hampir mirip. Namun, nyatanya penyebab dan pengobatannya sangat berbeda.

Agar lebih memahami perbedaan keduanya, yuk simak penjelasan dari Alodokter berikut:

Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi

Tekanan darah rendah atau hipotensi merupakan salah satu penyakit yang sering dikeluhkan oleh banyak orang. Penderita biasanya ditandai dengan kondisi tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg.

Angka 90 merupakan tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi atau sistolik, sedangkan 60 merupakan tekanan darah saat sedang relaksasi.

Penyakit ini pada dasarnya disebabkan oleh banyak hal atau faktor. Seperti kurangnya cairan dalam tubuh atau dehidrasi, kehamilan, konsumsi obat-obatan tertentu, pendarahan, penyakit jantung, diabetes, atau gangguan hormon tiroid.

Seseorang yang menderita hipotensi umumnya mengalami gejala seperti pusing, sulit berkonsentrasi, pandangan kabur, badan lemas, kulit tampak pucat dan dingin, pingsan, nafas pendek dan cepat, dan gejala lainnya.

Namun, sayangnya gejala-gejala tersebut seringkali tidak spesifik. Maka dari itu, untuk memastikan diagnosa, diperlukan bantuan dari ahli profesional atau dokter dengan cara mengukur tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer.

Pengobatan untuk darah rendah tergantung pada penyebab terjadinya. Secara umum, dokter akan menganjurkan kalian untuk cukup minum air putih, meningkatkan konsumsi garam dalam jumlah yang wajar, berolahraga secara rutin, dan mengonsumsi obat untuk meningkatkan tekanan darah.

Kurang Darah atau Anemia

Berbeda dengan hipotensi, kurang darah atau anemia pada umumnya disebabkan oleh kekurangan hemoglobin (komponen dalam sel darah merah yang mengikat oksigen).

Gejala yang mungkin sering dirasakan di antaranya pusing, sakit kepala, lemas, kulit tampak pucat atau justru kekuningan, kaki dan tangan dingin, sesak nafas, detak jantung menjadi cepat, nyeri dada, dan suara berdenging di telinga atau tinnitus.

Memang, sekilas gejala tersebut sangat mirip dengan gejala hipotensi. Maka dari itu, untuk memastikan diagnosis, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah di laboratorium.

Apabila hasil laboratorium darah menunjukkan kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, sedangkan para wanita kurang dari 12 gram/dL, dapat dikatakan orang tersebut menderita anemia.

Sama halnya dengan hipotensi, pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya. Apabila anemia disebabkan oleh kekurangan hormon eritropoetin, maka dokter akan memberikan suntikan eritropoetin.

Sedangkan jika hal itu disebabkan oleh kurangnya zat besi, asam folat, atau vitamin B12, dokter akan menyarankan kamu untuk mengonsumsi suplemen atau multivitamin yang sesuai.

Semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan sahabat muslimah dalam memahami perbedan anemia dan hipotensi.

 

Alfanita

Add comment

Submit