Muslimahdaily - Ketika mendapatkan musibah atau berita buruk, hal pertama yang biasa dikatakan kepada kita adalah sabar. Sama halnya seperti saat pandemi sekarang, dalam menghadapi frustasi, stres, dan rasa bosan kita haruslah sabar.

Melansir dari laman Psychology Today, Judith Orloff, M.D., asisten profesor klinis psikiatri di UCLA mengatakan bahwa kesabaran bukanlah hal pasif atau pasrah, melainkan kekuasaan. Sabar merupakan sebuah praktik menunggu dan memahami kapan harus bertindak yang sesuai untuk membebaskan emosi dalam diri.

Mengekspresikan rasa frustasi kita memang sehat, tetapi harus di tempat dan kondisi yang sesuai agar tidak membuat orang lain menjadi bersikap defensif kepada kita.

Banyak yang masih menganggap ketika orang berkata, “bersabarlah”, maka itu tidak masuk akal dan malah menghambat diri kita untuk berekspresi. Nyatanya, sabar ditunjukkan sebagai bentuk simpati, menyesuaikan diri dengan intuisi serta salah satu cara untuk memusatkan emosi kita kembali.

Begitu banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari perilaku sabar terlebih untuk sisi psikologi diri kita. Simak di bawah ini!

1. Membuat Kita Mengambil Tindakan yang Sesuai

Dengan sabar, kita bisa mengambil tindakan dengan perlahan sambil memusatkan emosi kita agar tidak bereaksi secara agresif dan tergesa-gesa. Ketika sabar kita dapat menginvestasikan waktu kita dengan berarti dalam suatu hubungan dan dapat memberi kita kebebasan untuk tenang.

2. Dapat Menunda Rasa Cepat Puas

Sabar juga membuat kita dapat menunda rasa cepat puas dan ketika kita memang mempraktikan sabar pasti kita merasa ini adalah hal benar. Intuisi dalam diri kita secara cermat menyampaikan kapan harus bersikap sabar serta apakah ada hal yang pantas kita kerjakan atau harus kita tunggu di waktu yang sesuai.

3. Kita Menjadi Lebih Paham Akan Situasi yang Terjadi

Dengan bersikap sabar bukan berarti kita adalah orang yang mudah untuk diinjak atau tidak mampu menetapkan batasan dengan orang lain. Malah sebaliknya, sabar memungkinkan kita memahami situasi dalam pandangan yang lebih besar untuk menentukan tindakan yang benar untuk dilakukan.

4. Orang yang Sabar Memiliki Kesehatan Mental yang Baik

Melansir dari lama Mindful, menurut studi tahun 2007 yang dilakukan profesor Fuller Theological Seminary, Sarah A. Schnitker dan profesor psikologi UC, Davis Robert Emmons, orang yang sabar cenderung mengalami depresi dan emosi negatif lebih sedikit.

Hal tersebut dikarenakan orang sabar dapat mengatasi situasi yang membuat frustasi dan stres dengan lebih baik. Mereka dapat menilai diri dengan lebih penuh perhatian, merasa lebih bersyukur, dan memiliki koneksi mendalam dengan sekitar dan lingkungan.

5. Orang yang Sabar Memiliki Tingkat Kesehatan yang Lebih Baik

Masih berasal dari studi tahun 2007 oleh Schnitker dan Emmons, mereka menemukan bahwa orang yang sabar banyak yang tidak melaporkan masalah kesehatan seperti sakit kepala, jerawat, bisul, diare, dan pneumonia.

Sedangkan dalam penelitian lain mengungkapkan bahwa orang yang menunjukkan ketidaksabaran dan mudah tersinggung lebih banyak mengeluh tentang kesehatan dan kualitas tidur mereka yang buruk.

Pada intinya, mempraktikkan kesabaran membawa banyak manfaat dan membantu menghilangkan stres. Kita pun jadi bisa tahu bagaimana menanggapi rasa kecewa dan frustasi yang sesuai. Ketika kita bisa tenang dan tidak bertindak gegabah, semua kehidupan kita tentu akan membaik dan lancar. Semoga bermanfaat.