Muslimahdaily - Sahabat, tau enggak sih? Eating disorder bisa berujung pada masalah kesehatan yang fatal sehingga memerlukan bantuan psikiater untuk mengubah mindset-nya. Bahkan pada kasus yang sangat serius, penderita eating disorder dapat mengganggu kesehatan fisik, sosial hingga kematian.
Eating disorder atau gangguan makan merupakan kondisi psikologis yang mengganggu perilaku makan secara terus menerus atau mengurangi makan. Pengidap penyakit ini terobsesi terhadap makanan, berat badan, dan bentuk tubuh. Kemudian gangguan tersebut mampu membuat seseorang menjadi lebih kurus atau lebih gemuk.
Seseorang yang mengalami gangguan makan bisa mengalami beragam gejala. Adapun gejalanya seperti pembatasan mengonsumsi makanan secara ketat, makan berlebihan walaupun tidak lapar, sengaja memuntahkan makanan, dan terlalu banyak berolahraga.
Siapa saja bisa mengalami eating disorder, tidak pandang usia ataupun jenis kelamin. Dilansir dari laman Healthline, gangguan ini umumnya terjadi pada wanita muda. Faktanya hingga 13%, wanita berusia 20 tahun mengalami gangguan makan.
Sebetulnya, penyebab dari gangguan ini belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli meyakini terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab eating disorder, antara lain; faktor genetik, biologi, lingkungan, dan psikologis. Keempat faktor penyebab ini memungkinkan seseorang terganggu akan perilaku makannya.
Segala jenis eating disorder bisa berimbas buruk bagi kesehatan tubuh. Berikut ini terdapat beberapa jenis eating disorder yang perlu Sahabat Muslimah ketahui.
1. Anoreksia Nervosa
Penderita gangguan anoreksia sering kali merasa bahwa dirinya memiliki berat badan yang berlebihan, meskipun orang di sekitarnya melihat mereka kurus. Penderita gangguan ini terus mengontrol berat badannya, menghindari beberapa jenis makanan, dan sangat membatasi kalori bagi dirinya.
Anoreksia terbagi lagi menjadi dua tipe; retriksi dan binge eating dan purging. Pada tipe retriksi, seseorang melakukan pembatasan berat badan hanya dengan cara puasa, diet atau olahraga berlebihan. Sedangkan tipe binge eating dan purging, pelakunya mengonsumsi banyak makanan kemudian makanan yang baru saja dimakan langsung ‘dibersihkan’ dengan melalui memuntahkan, konsumsi obat pencahar, atau olahraga secara berlebihan.
Seiring berjalannya waktu, penderita anoreksia akan mengalami penipisan tulang, kemandulan bahkan kematian.
2. Bulimia Nervosa
Pengidap bulimia sering kali makan makanan dengan jumlah yang banyak dalam waktu tertentu. Contohnya, saat perayaan orang tersebut mengonsumsi makan yang biasanya dihindari secara terus menerus sampai akhirnya mereka enggak bisa untuk berhenti makan.
Lalu, penderita bulimia mengimbangi kalori yang dikonsumsi dengan cara ‘membersihkan’ secara paksa berupa memuntahkan makanannya, puasa, mengonsumsi obat pencahar, dan olahraga berlebihan.
Gejala penderita gangguan ini agak mirip dengan yang dirasakan penderita anoreksia. Hanya saja, bulimia mempertahankan berat badan normalnya, bukan menjadi kurus.
3. Binge Eating
Binge eating disebut-sebut menjadi gangguan yang kerap kali terjadi. Gejala dari gangguan ini hampir sama dengan yang dialami penderita anoreksia dan bulimia.
Biasanya, penderita binge eating makan dalam porsi yang besar dengan waktu yang singkat. Selama bingees, orang tersebut merasa tidak bisa mengendalikan dirinya. Berbeda dengan kedua gangguan sebelumnya, penderita binge eating tidak membatasi kalori ataupun melakukan sesuatu untuk ‘membersihkan’ isi perutnya.
Penderita gangguan dengan berperilaku makan berlebihan akan berpotensi obesitas. Hal tersebut, tentunya rentan terhadap penyakit stroke, gangguan jantung, dan diabetes tipe 2.
4. Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)
ARFID atau biasa dikenal dengan selective eating disorder yang mana penderitanya terlalu selektif memilih makanan secara berlebihan. Kebanyakan penderita gangguan ARFID adalah bayi atau anak usia dini. Namun, penyakit ini juga masih tetap bertahan sampai usia dewasa.
Pengidap gangguan ini menghindari beberapa makanan dengan alasan ketidaksukaannya terhadap bau, rasa, warna, tekstur, suhu dan lainnya.
5. PICA
PICA merupakan jenis eating disorder yang mana penderitanya memakan makanan yang lazimnya tidak layak makan seperti tanah, sabun, kertas, dsb. Efek samping dari mengonsumsi benda berbahaya tersebut akan berisiko keracunan hingga kematian. Pasalnya hal yang dimakan bukanlah bahan yang dapat dibutuhkan untuk tubu, bahkan cenderung berbahaya.
Sebetulnya, masih banyak macam eating disorder lainnya. Namun, kelima jenis diatas merupakan gangguan yang umumnya sudah sering terjadi. Jika Sahabat Muslimah mengalami beberapa gejala di atas, maka jangan sungkan untuk berkonsultasi ke dokter, ya.