Muslimahdaily - Pertengkaran merupakan hal lumrah yang terjadi antara suami dan istri. Namun tentu konflik yang berlarut-larut dapat menyebabkan pasangan terperosok jurang perceraian. Lakukan lima cara ini untuk memadamkan api pertengkaran di dalam rumah tangga.
Dikutip dari pscyhcentral, psikolog ahli terapi pasutri, Ashley Davis Bush LCSW mengatakan, rumah tangga yang sehat bukanlah yang tak memiliki masalah. Rumah tangga yang sehat merupakan rumah tangga yang mampu mengatasi segala pertikaian yang pasti muncul antara suami dan istri.
Bahkan menurut Harville Hendrix, Ph.D, co-creator Imago Relationship Therapy, pertengkaran dalam rumah tangga justru dapat menjadi kesempatan baru untuk pasangan. Salah satu kesempatan tersebut yakni mengobrol bersama untuk kemudian makin memahami sifat pasangan.
"Konflik bukanlah sebagai pemutus, melainkan sebagai kesempatan bagi keduanya untuk sesuatu yang baru," ujar penulis buku bestseller, Getting the Love You Want tersebut.
Berikut lima tips yang diberikan kedua psikolog, Bush dan Hendrix untuk mengatasi konflik antara suami dan istri. Lakukan kelima cara efektif ini agar pertengkaran rumah tangga berujung manis.
1. Bicara dengan kata "aku"
Hendrix memberikan saran agar menggunakan kata "saya" dibanding "kamu" saat ingin mengatasi konflik pasangan. Jadi, jangan berkata misal, "Mengapa kamu tidak melakukan itu", "Kamu yang melakukan ini", dan sebagainya. Akan tetapi, ucapkanlah dengan ungkapan sendiri seperti, "Aku harap", "Aku berpikir", "Aku rasa", "Aku pikir", dan lainnya. Hal ini dikarenakan, ketika pasangan mendengar kata "kamu", justru akan membuat pertahanan dirinya makin menjadi atau dengan kata lain, membuatnya keras kepala.
2. Bayangkan menjadi partnermu
Posisikan diri menjadi pasangan hidupmu, lihat dari sudut pandangnya, pahami bagaimana perasaannya. Bahkan menurut Bush, berperanlah menjadi pasangan dengan suara yang keras.
"Berperanlah seakan kau adalah partnermu. Deskripsikan keras-keras apa yang kau pikir tentang perasaan pasanganmu. Sebagai contoh, seorang istri berpura-pura menjadi suaminya dan berkata, "Aku Mike, dan inilah apa yang aku lihat". Dengannya, pasangan akan merespon setuju atau mengklarifikasi apa yang sebetulnya ia rasa," ujar Bush.
3. Jangan biarkan masalah bertumpuk
Jika terjadi konflik pertengkaran rumah tangga, segera selesaikan saat itu juga. Perbaiki konflik tanpa menyisakan masalah apapun. Pasalnya, sesuatu yang menyakitkan mungkin dapat disembuhkan segera secara instan dengan minta maaf misalnya. Namun sebetulnya, rasa sakit itu dapat muncul kembali dan justru makin bertmbah besar di kemudian hari.
4. Spesifik mengenai apa yang dibutuhkan atau diinginkan
Bicara hal spesifik kepada pasangan akan membantu menyelesaikan konflik. Mintalah apa yang dibutuhkan dan diinginkan dari pasangan serinci mungkin. Buatlah dalam banyak kalimat, bukan kata, dengan makna yang positif.
Hal ini, menurut Hendrix, memungkinkan pasangan memahami hingga memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Sebagai contoh, daripada mengatakan, "Aku harap kau dapat tepat waktu" lebih baik mengatakan, "Lain kali, kita harus makan malam atau kencan, aku suka jika kau melakukannya. Jika kau tidak bisa memenuhi janji atau terlambat, telpon dan beritahu aku 15 menit sebelumnya."
5. Pilih waktu yang tepat
Jika ingin menyelesaikan suatu masalah yang bisa menyulut pertikaian, pilihlah waktu yang tepat. Bukan mengutarakannya saat kesal bersamaan hingga tumpah ruah semua masalah. Hendrix bahkan mengatakan perlu membuat janji waktu antara suami dan istri jika ingin mengobrol permasalahan rumah tangga. Rundingkan bersama, kapan waktu yang tepat.
Sebagai penutup, Hendrix maupun Bush menyampaikan bahwa pasangan yang sehat merupakan yang saling mendengar dan mengerti. Masing-masing tidak memiliki ego sendiri, tidak saling menyalahkan dan tidak saling mengumpat. Jika terjadi masalah, mereka memperbaiki bersama, kemudian berbaikan dan kembali melakukan hal-hal romantis. Jika demikian, maka selamat menikmati kesenangan dan kebahagiaan rumah tangga yang laksana surga.