Muslimahdaily - Ketika menyambut buah hati kali pertama terlahir dunia, Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa ASI adalah yang terbaik. Jadi, Anda menyusui sepanjang waktu bahkan setiap jam atau 15 menit sekali. Selama menyusui, terjadi ikatan antara ibu dan bayi yang sangat menyenangkan.
Tetapi, seberapa pun Anda sangat nyaman dan menyukai kegiatan menyusui, tiba saatnya untuk menyapih anak. Menurut American Academy of Pediatrics, waktu yang tepat untuk menyapih anak adalah usia 2 tahun. Namun, simak 5 cara berikut ini untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menyapih anak (berhenti menyusui) tanpa harus merasa bersalah pada si kecil.
1. Anak minimal berusia 1 tahun
Setiap ibu mungkin ingin agar buah hatinya bisa menyusui selama 2 tahun secara sempurna. Tetapi, karena berbagai hal, kegiatan menyapih perlu dilakukan. Anak bahkan kadang berhenti menyusu dengan sendirinya. Hal ini berkaitan dengan stres, tumbuh gigi, penyakit atau perubahan rutinitas setelah liburan atau peristiwa lain. Jika anak Anda sudah lebih dari 1 tahun, anak sudah siap untuk disapih.
2. Anak secara bertahap jarang menyusu
Berkurangnya frekuensi sesi menyusui secara bertahap juga bisa menjadi tanda bahwa bayi Anda siap untuk disapih. Faktor lain yang membuat bayi siap disapih adalah dia minum dari cangkir dan mendapatkan sebagian besar nutrisinya dari makanan padat.
Tanda lain yang perlu diperhatikan untuk mengetahui bahwa bayi siap disapih adalah ia secara konsisten menolak menyusu selama dua minggu.
3. Anak berusia lebih dari 2 tahun
Secara tidak terduga karena berbagai alasan, ibu masih saja menyusui anaknya selama bertahun – tahun. Bahkan, meski anak sudah memasuki usia TK. Anak – anak memang senang menyusu karena mereka merasa nyaman, tetapi ibu harus tega untuk menyapih mereka. Tidak apa – apa jika mereka menangis atau rewel, hanya dalam waktu 3 hari, biasanya anak sudah melupakan payudara ibu.
4. Ibu tidak mampu menyusui
Meski terlihat mudah, menyusui membutuhkan banyak energi, waktu dan kesiapan mental. Seringkali, banyak ibu yang merasakan stres dan justru kesal karena tidak bisa menyusui buah hati sesuai harapan. Misalnya, karena ibu terpisah di luar kota, ibu bekerja, atau puting rata dan masalah lainnya.
Menurut para konsultasi ASI, memang sebaiknya ibu terus mencoba menikmati masa laktasi. Namun, jika ibu merasa tidak mampu menyusui dan tidak bisa menikmati masa laktasi, tidak apa – apa untuk menyapih anak. Anda masih bisa memberi buah hati ASI dari para pendonor ASI atau memakai susu formula.
5. Ibu memerlukan perawatan medis sehingga tidak bisa menyusui
Hal lain yang membuat ibu harus menyapih buah hatinya adalah kesehatan fisik dari sang ibu sendiri. Ada beberapa jenis obat dan operasi yang tidak memungkinkan ibu untuk menyusui dan harus menyapih anak.
Misalnya saja untuk kasus kanker payudara, setelah operasi atau kemoterapi. Dibutuhkan dukungan keluarga dan konsultan laktasi untuk memastikan buah hati bisa disapih dengan teknik yang benar.
Jadi, kapan Anda tahu sudah saatnya menyapih buah hati?