Muslimahdaily - Saat liburan tiba, anak-anak bermain di taman bersama temannya. Suatu ketika ia melihat temannya terjatuh dan menangis, tak lama kemudian sang anak juga ikut menangis dan mengadu pada orang tuanya. "Aku sedih lihat dia jatuh dan menangis kesakitan." Ini adalah salah satu contoh kecil dari empati yang mulai berkembang pada anak.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak kecil sangat sensitif terhadap perasaan orang lain. Kenyataannya, empati nampak seperti sifat bawaan sejak lahir bagi sebagian besar anak prasekolah, tetapi bisa hilang seiring waktu jika tanpa pengasuhan yang bijak.
Empati merupakan salah satu bentuk emosi yang didapatkan dari memahami apa yang orang lain rasakan dan ia juga turut merasakannya. Kemampuan untuk memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain adalah sesuatu yang berkembang perlahan. Seperti otot, empati akan semakin kuat apabila terus dilatih.
Empati juga akan menciptakan koneksi. Ketika seseorang belajar untuk memahami perasaan orang lain, secara tidak langsung ia akan menciptakan hubungan yang lebih baik, persahabatan yang erat, dan pada akhirnya membangun kelompok yang lebih kuat.
Seorang psikolog sekolah Elizabeth Elizardi M.Ed., MAPP melihat empati sebagai salah satu bekal sekolah yang paling penting untuk diberikan pada awal tahun. Tentunya orang tua menjadi peran utama untuk memberikan bekal tersebut.
Berikut beberapa pesan dari Elizabeth bagi orang tua untuk menumbuhkan rasa empati pada anak sejak dini, dikutip dari Psychology today:
Ekspresikan Emosi dengan Jelas
Orang tua harus bisa memberikan contoh empati dan kasih sayang, baik pada orang di dalam ataupun di luar keluarga. Ekspresikan perasaanmu dengan jelas, sederhana, dan dengan cara yang tidak mengancam. Kamu bisa mengatakan, "Sekarang ibu sedang marah sama kamu," ini lebih baik dibandingkan dengan berteriak sampai kehilangan kendali. Ketika kamu menunjukkan kejujuran emosional, anak akan belajar memelihara perasaan itu sendiri.
Hindari Hukuman Fisik
Jangan gunakan hukuman fisik atau menghilangkan kasih sayang sebagai teknik disiplin. Disiplin seharusnya membantu anak merasa aman dan tenang, bukannya gelisah atau merasa ditolak. Ketika kamu membuat kesalahan dan kehilangan kesabaran, maka lakukanlah perbaikan. Luangkan waktu untuk memperbaiki emosi yang memuncak, baru kemudian bicara pada anak. Karena jika seorang anak merasa ditolak, akan lebih sulit bagi mereka untuk menunjukkan empati terhadap orang lain.
Libatkan Anak dalam Kegiatan Sosial
Latih empati anak dengan ikut serta dalam kegiatan sosial adalah ide yang bagus. Kamu bisa melibatkan anak pada project-project kebaikan, biarkan mereka melakukannya dengan sukarela. Mintalah anak-anak untuk menyumbangkan mainan, buku, atau pakaian mereka. Tindakan ini mendorong anak-anak untuk mulai "melihat" bahwa ada orang lain yang juga membutuhkan.
Ajari Anak Mengenal Emosinya
Untuk berempati dengan orang lain, anak kecil harus terlebih dahulu mengenali perasaan mereka sendiri dan percaya bahwa emosi ini diterima dan dipahami. Untuk membangun kosa kata emosional, orang tua perlu mengenalkan kata-kata perasaan seperti "sedih," "takut," "bersemangat," dan "bahagia" setiap hari, bahkan ketika anak masih sangat muda. Orang tua dapat menggunakan biblioterapi (kata mewah untuk membacakan buku kepada anak-anak tentang topik tertentu) untuk membangun kosa kata dan empati emosional anak.
Biarkan Anak Mengungkapkan Perasaanya
Ketika anak mengungkapkan perasaannya, dengarkan saja. Jangan mencoba untuk mematikan perasaan sang anak. Anggaplah dirimu sebagai wadah emosional mereka. Beri mereka cara yang tepat untuk mengekspresikan perasaan ini, seperti "Gunakan kata-katamu ya, bukan tanganmu"; "Luangkan waktu dan kembali ketika kamu siap"; atau "Tunjukkan pada ibu bagaimana perasaanmu dalam sebuah gambar."
Jika seorang anak sedang berjuang untuk mengembangkan empati, orang tua mungkin perlu langsung menginstruksikan anak mereka untuk mengikuti proses lima langkah berikut;
Lihat dan dengarkan: Apa yang orang lain katakan? Apa yang dikatakan bahasa tubuh mereka kepadamu?
Ingat: Kapan kamu merasakan hal yang sama?
Bayangkan: Bagaimana perasaan orang lain? Bagaimana perasaanmu jika dalam situasi tersebut?
Tanyakan: Tanyakan apa yang orang itu rasakan.
Tunjukkan: Tunjukkan dengan kata-kata dan tindakan bahwa kamu peduli dengan mereka.
Teruslah tanamkan lima langkah ini pada anak, sampai anak telah menginternalisasi langkah-langkah tersebut.
Terakhir, ajak anak untuk berteman dengan orang yang berbeda darinya. Hal Ini adalah cara paling sederhana untuk mengembangkan empati. Kita tidak selalu perlu melihat dunia dengan cara yang sama seperti orang lain, tetapi kita dapat mengajarkan perilaku prososial dengan menghargai martabat dan nilai semua manusia.