Muslimahdaily - Pola asuh tentu menjadi bagian dari identitas diri seorang anak. Untuk membentuk anak memiliki identitas yang baik, tentu pola asuhnya juga harus baik. Perlu dicatat bahwa pola asuh setiap anak sebenarnya berbeda-beda. Hal ini dikarenakan anak memiliki karakteristik tersendiri.
Pola asuh juga akan mempengaruhi hubungan antara anak dan orang tuanya. Dalam mengasuh anak, orang tua pasti memiliki pilihan tersendiri. Namun, ada baiknya jika Sahabat Muslimah mengenal tujuh jenis pola asuh berikut agar dampak yang diberikannyapun dapat dikenali dengan baik.
1. Pola Asuh Otoriter
Pola pengasuhan ini ditandai dengan orang tua yang memberikan aturan yang ketat, hukuman keras, hanya memberikan sedikit pemahaman kepada anak, dan kurang ramah kepada anaknya. Biasanya pola asuh ini memiliki gaya pengasuhan orang tua yang kaku. Mereka memaksa anak untuk mengikuti harapan mereka, dapat juga dikatakan menuntut tanpa menanggapi respon atau pilihan anaknya.
Pola asuh ini masih sering dijumpai atau diterapkan oleh beberapa orang tua. Namun harus diketahui bahwa pola asuh otoriter ini memiliki dampak yang sangat besar bagi anak. Biasanya anak akan menjadi pendiam, kurang percaya diri, mengalami kesulitan dalam situasi sosial, lebih agresif di luar rumah, dan kurang berprestasi di sekolah.
2. Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini dapat juga dikatakan sebagai pola asuh dengan tingkat kesabaran yang tinggi. Orang tua cenderung tanggap terhadap anak namun longgar terhadap kedisiplinan. Hal ini menyebabkan anak akan tumbuh tanpa sikap disiplin.
3. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh yang satu ini adalah pola asuh yang sering diterapkan oleh orang tua. Sikap demokratif yang diberikan orang tua kepada anak membuat pola asuh ini menjadi seimbang antara anak dan orang tuanya. Walaupun demikian, orang tua dalam pola asuh ini tetap mengatur batas, memberi pemahaman yang sesuai dengan anak, dan tanggap terhadap emosional anak.
Dari pola asuh ini, anak akan tumbuh menjadi lebih percaya diri, berani berpendapat, dan juga menghormati pendapat orang lain. Hal inilah yang menyebabkan anak menjadi mandiri, sukses dalam sosial maupun akademis, dan berperilaku baik.
4. Pola Asuh Narsistik
Pola asuh ini ditandai oleh pemaksaan orang tua kepada anak untuk mencapai semua hal (impian atau cita-cita) yang tidak dapat dicapai oleh orang tuanya. Hal ini menyebabkan anak tidak dapat secara leluasa untuk mengeksplorasi minat dan potensi mereka.
5. Pola Asuh Nurturant atau Pendamping
Pola asuh ini mungkin kebalikan dari pola asuh narsistik, dimana orang tua akan memberikan keleluasaan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan mereka. Di sini orang tua hanya akan menjadi pendamping anaknya dengan memberikan Batasan yang sesuai kepada anak. Dampak dari pola asuh ini sangat baik, yaitu anak akan cenderung memiliki empati yang tinggi, bertanggung jawab kepada dirinya dan orang lain, dan lebih percaya diri.
6. Pola Asuh Dolphin atau Lumba-lumba
Pola asuh ini sangat mempertimbangkan bagaimana karakteristik si anak. Orang tua akan memperlakukan setiap anak secara berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kepribadiannya. Orang tua juga akan menghindari kegiatan yang berlebihan untuk anaknya, tidak terlalu overprotektif, dan memperhitungkan keinginan, cita-cita serta tujuan anak.
Dari pola asuh ini, anak akan mempunyai keterampilan sosial yang cakap, percaya diri, kreatif, dan pengembangan diri yang baik.
7. Pola Asuh Toxic atau Meracuni
Ini adalah pola asuh yang dapat dikatakan paling buruk dari pola asuh lainnya, dimana orang tua akan melakukan kekerasan jika keinginannya tidak dilakukan oleh anak. Di sini orang tua juga akan terlihat mengabaikan kebutuhan anak, baik secara emosional maupun fisik. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap identitas anak. Anak menjadi kurang percaya diri dalam melakukan segala sesuatu dan ia cenderung tidak mengenali dirinya sendiri.
Itulah ketujuh pola asuh yang dapat Muslimahdaily paparkan. Semoga bermanfaat.