Muslimahdaily - Dari sekian banyak tujuan wisata religi di Pulau Jawa, makam Sunan Gunung Djati harus jadi salah satu daftarnya. Makam yang berlokasi di Desa Astana, Kecamatan Gunung Djati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini dapat ditempuh kurang lebih 4 km dari pusat kota Cirebon ke arah utara.

Sunan Gunung Djati sendiri adalah seorang ulama yang mahir dalam bahasa, kedokteran, politik, dan pendidikan. Seorang ulama yang menjadi salah satu deretan Walisongo ini terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1450 M dan merupakan cucu dari Prabu Siliwangi. Beliau wafat di usia 120 tahun. Diberi nama Sunan Gunung Djati karena tempat peristirahatan terakhirnya berada di atas Gunung Djati.

Berziarah ke makam walisongo memberikan kita banyak ilmu. Jika berbincang dengan sang abdi dalem yang merupakan saudara sang Sunan, kita akan diceritakan mengenai hijrah dan syiar Islam antar daerah, golongan, suku, budaya, dan latar belakang yang berbeda-beda. Melihat aneka peninggalan tokoh Islam, kita akan dapat mengambil hikmah dan memeroleh manfaat.

Selain sebagai wisata religius untuk belajar bagaimana perjuangan Sunan untuk menyebarluaskan agama Islam, berkunjung ke makam Sunan Gunung Djati juga dapat meningkatkan keimanan. Nikmat iman dan Islam adalah pondasi untuk seorang muslim dalam menempuh kesuksesan dunia akhirat. Begitu besar jasa para wali Allah untuk menyebarkannya. Ziarah dan berdoa adalah cara untuk dapat meningkatkan iman kita dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Peziarah datang silih berganti pada siang atau sore hari bahkan tengah malam. Puncaknya terjadi di malam jumat kliwon atau selasa legi. Memasuki area makam ini, kita akan melewati gerbang gapura dengan susunan bata merah yang kokoh. Sepanjang jalan menuju makam Sunan, di sisi kiri dan kanan terdapat makam keluarga dan kerabat yang semakin dekat dengan area makam Sunan Gunung Djati semakin menunjukkan kedekatan kekerabatannya.

Untuk memasuki area ziarah Sunan Gunung Djati itu sendiri, tidak dipungut sejumlah biaya. Akan tetapi, terdapat banyak peminta sedekah dengan wadah baskom terbuat dari tembaga. Baskom tersebut berbaris rapi memanjang ditambah kotak amal di antaranya. Siapkan saja nominal uang untuk bersedekah dan membayar toilet umum.

Setelah melewati pintu pertama gapura, terdapat 9 pintu lain untuk menuju ke makam Sunan Gunung Djati. Di antara nama sembilan pintu tersebut yaitu: pintu Krapyak, Pasujudan, Ratnakomala, Jinem, Rararoga, Kaca, Bacem, dan Pintu Kesembilan. Peziarah hanya dibolehkan sampai ke pintu kelima bernama Pasujudan sedangkan pintu terakhir hanya diperbolehkan untuk keturunan Sunan.

Givela Nur Khaleda

Add comment

Submit