Muslimahdaily - Wajah cantik wanita ini akrab terlihat di sebuah acara hafiz Alquran di stasiun televisi Indonesia. Namanya Nabilah Abdul Rahim Bayan. Bukan sekadar cantik, Nabilah merupakan penghafal Alquran yang juga bersuara emas. MuslimahDaily berkesempatan untuk berbincang langsung dengan sosok cantik nan sholehah ini. Nabilah, dengan ramahnya, berbagi cerita tentang kehidupannya sebagai penghafal Alquran.
Nabilah mengaku mulai diperkenalkan dengan Alquran sejak masih usia dini, sebelum masuk ke masa sekolahnya. Ia sudah terlatih untuk membaca, menulis, dan menghafal Al-Quran saat TK. Masuk Sekolah Dasar, Nabilah sudah berhasil menghafal juz 30 dan beberapa surat pilihan, seperti Al-Waqiah, Al-Mulk, dan juga Yasin. Prosesnya memang panjang hingga di usia ke-17 tahun, Nabilah menyelesaikan hafalan Al-Quran secara menyeluruh. Nabilah memang lahir dan besar di Mekkah. Sebelum kembali ke Indonesia dan melanjutkan studinya di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
sekarang ini, ia dikenal sebagai satu-satunya pengajar asal Indonesia untuk program intensif hafalan Al-Quran di Arab Saudi. Bahkan, Nabilah adalah sosok yang beruntung dan dipercaya untuk mengajar putri dari imam Masjidil Haram.
Bercerita tentang pengalamannya itu, Nabilah mengaku memang tak bisa instan. Di Mekkah, untuk bisa mengajar ngaji harus memiliki sertifikat penghafal Al-Quran dan sertifikat yang menyatakan bahwa ia mampu mengajar. Setelah melalui beragam tes sebagai guru dan belajar selama dua tahun di Quran Studies, ia pun akhirnya bisa melakukan tugas mulia tersebut. Ditanya bagaimana rasanya menjadi guru ngajdi seorang putri dari imam besar, Nabilah punya jawaban yang bijak.
"Tentu ada perasaan bangga dalam hati. Tapi sebagai guru, kita tidak boleh menunjukkannya di depan murid lain. Saya tak ingin membeda-bedakan murid. Alhamdulillah diberi kesempatan bisa mengajar putri beliau," kata Nabilah kepada MuslimahDaily.com.
Hafidzah cantik ini juga punya tips mudah menghafal Al-Quran. Baginya, yang terpenting adalah tekun dan bisa melawan malas. Setiap perbuatan baik akan selalu mendatangkan godaan setan. Karena itu, Nabilah berpesan agar kreatif dalam menyemangati diri sendiri.
"Harus tekun, malas itu pasti ada, tapi kalau kita lagi malas, kita coba ambil yang minimal saja, misal satu halaman, atau murojahah saja. Pokoknya harus kreatif dalam menyiasati memancing semangat. Mendengar inspirasi orang-orang yang hafal Quran dan sebagainya bisa menambah motivasi. Yang penting jangan sampai tak melakukan apa-apa," katanya,
Nabilah juga berpesan untuk tidak melewatkan sehari pun tanpa Al-Quran. Ia mengatakan, tak perlu banyak-banyak, satu hari satu ayat yang terpenting terbiasa untuk mendekatkan diri pada Al-Quran. Karena dengan begitu, ridho Allah akan datang dan memudahkan segalanya. Agar tak lupa dengan hafalan yang sudah kita lakukan, Nabilah juga punya kunci mengatasinya.
"Sering murojahah, setiap hari. Maksiat itu juga cepat bikin lupa hafalan kita. Jauhi maksiat, musik nyanyian-nyanyian itu juga salah satu yang mudah bikin lupa," ujarnya.
Selain membaca dan menghafal Al-Quran, Nabilah juga menjelaskan pentingnya memahami kandungan setiap ayatnya. Dengan mengerti apa yang ditulis dalam Al-Quran akan membuat seseorang lebih memahami dan menghayati isinya. Al-Quran, bagi Nabilah, adalah kunci kebangkitan Islam.