Muslimahdaily - Kemanusiaan menjadi dasar aturan dan ajaran Islam. Karenanya setiap muslimin wajib menjadi agen pengusung kemanusiaan dan perdamaian kepada sesama muslim maupun kepada non-muslim.

Hal tersebut disampaikan Dr. Zakir Naik saat mengisi kuliah umum di Universitas Muhammadiyyah Yogyakarta (UMY), Selasa (3/4/2017) kemarin. Ia menyampaikan bahwa risalah Rasulullah sangat peduli pada isu kemanusiaan. Islam bukanlah agama yang memberikan aturan kejam kepada umat.

“Tidak ada hukum Islam yang bertentangan dengan kemanusiaan,” ujarnya dikutip dari laman sindonews.

Dalam video rekaman via YouTube, cendekiawan muslim asal India tersebut juga membuka kuliah umum dengan menyampaikan bahwa Islam justru yang paling vokal dalam mengusung asas kemanusiaan. Islam bahkan mengajarkannya agar dilaksanakan oleh setiap mukmin. “Di antara semua agama di dunia, hanya islam yang mengajarkan kasih sayang dan kedamaian,” ujar pakar perbandingan agama tersebut.

Bahkan kitab suci umat Islam, yakni Al Qur’an membawa pesan perdamaian untuk seluruh umat manusia. Karenanya Al Qur’an tidak hanya diturunkan untuk muslimin saja, melainkan sebagai rahmat seluruh alam. “Al Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang harus menjadi pegangan seluruh manusia di dunia. Dengan berpegang kepada Al Quran, maka siapa pun akan mendapat kedamaian,” kata sang da’i.

Namun fenomena sekarang justru terjadi sebaliknya. Persepsi terhadap Islam, kata beliau, sering kali dimaknai dengan salah. Banyak pihak yang menyudutkan Islam sebagai agama Jihad, namun jihad dalam arti yang salah. Banyak pihak pula yang menyebut Islam sebagai agama fundamental, namun sebetulnya tak tahu maknanya.

Oleh karena itu, Zakir Naik pun mengajak, bahkan mewajibkan muslimin menjadi agen kemanusiaan, agen perdamaian. Dengannya, muslimin lah yang mampu menjawab dan menepis persepsi salah tentang Islam. “Banyak peristiwa yang memojokkan umat Islam. Karena itu, seluruh umat Islam harus menjadi agen muslim yang baik untuk agamanya dan agama lain,” tuturnya.

Ulama kondang dunia itu pun memberikan contoh sederhana, yakni mengucapkan salam. Masih banyak muslimin yang enggan mengucapkan salam dengan “Assalamu’alaikum” dan menggantinya dengan selamat pagi. Padahal Islam telah mengajarkan ucapan salam sebagai bagian dari perdamaian.

“Kita sering kali menemukan orang mengucapkan salam dengan selamat pagi. Itu bukan salam. Di dalam salam ada keutamaan, yakni saling mendoakan,” kata da’i berusia 52 tahun tersebut.

Sebagai penjelasa, dalam bahasa Inggris, kita tahu bahwa Assalamu’alaikum bermakna peace be upon you, yakni kedamaian atasmu. Dari salam saja, Islam sudah menyebarkan perdamaian dan menunjukkan cinta damai. Jika perkara ringan, yakni salam, saja sudah diatur indah demikian, bagaimana di aspek yang lain, pastilah lebih banyak mengajarkan perdamaian.

Bertempat di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Zakir Naik mengisi kuliah umum pada Senin (3/4/2017) dengan tema “Religion as an Agent of Mercy and Peace”. Peserta memadati setiap sudut Sportorium dengan tenang. Kondisi di Jogja cenderung lebih tertib dibanding acara di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sehari sebelumnya.

Ada banyak peristiwa menarik di setiap acara dakwah Dr. Zakir Naik. Di antaranya yakni banyaknya jumlah mualaf yang bersyahadat di hadapan beliau. Selain materi yang dibawakan sangat berbobot,  Zakir Naik juga menjawab setiap pertanyaan dengan cerdas dan logis. 

Kuliah umum Dr. Zakir Naik pula disambut antusias oleh warga Yogyakarta. Foto antrean peserta kuliah umum di UMY banyak tersebar di media. Antrean tersebut mengular sangat panjang. Mereka bahkan mengantre sejak pukul 05.00 pagi.