Muslimahdaily - Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini diramaikan dengan munculnya istilah Islam nusantara. Banyak pihak yang mengkawatirkan bahwa istilah tersebut berpotensi menimbulkan benturan terhadap ajaran Islam yang sudah ada selama ini.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa istilah tersebut telah lama ada, namun memiliki banyak interpretasi dan definisi.

“Menurut saya Islam Nusantara adalah nilai-nilai atau ajaran ajaran Islam yang diimplementasikan di bumi Nusantara,” ungkap Lukman usai acara diskusi majelis kemisan bertema “Islam Nusantara” di Rumah Dinas Menag RI Komplek Perumahan Widya Chandra III No.09 Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (07/07/2015), seperti dikutip dari laman Hidayatullah.

Lebih lanjut lagi Lukman mengatakan bahwa ketika nilai-nilai atau ajaran Islam diimplementasikan di Nusantara maka kemudian akan menunjukan kekhasannya tersendiri, misalnya bagaimana nilai-nilai Islam di Nusantara yang terkait dengan penyikapannya terhadap kaum perempuan.
“Penyikapan (terhadap kaum perempuan) tersebut tidak sama dengan nilai-nilai Islam yang diterapkan di wilayah negara lainnya,” cetus Lukman.

Dia pun menambahkan bagaimana dengan nilai-nilai Islam bisa menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada, bahkan terhadap perbedaan yang bisa masuk kategori akidah misalnya seperti keyakinan, tetapi tidak mengusik, merampas atau bahkan menutup hak-hak kelompok lain.

“Islam yang demikian itulah yang juga dikenal sebagai Islam yang moderat, Islam yang penuh dengan toleransi, Islam yang bisa hidup bersama-sama dengan keragaman, Islam yang menghormati hak perempuan serta hak-hak asasi manusia lainnya dan seterusnya,” ujarnya.

Menanggapi kontroversi yang muncul serinign ramainya istilah Islam Nusantara ini dipakai, Lukman mengatakan bahwa hal ini lebih disebabkan karena belum adanya kesamaan pemahaman tentang esensi ataupun subtansi mengenai Islam Nusantara itu sendiri.

“Saya pikir ini kontroversi terjadi lebih karena belum adanya kesamaan pemahaman tentang esensi atau subtansi apa yang dimaksud dengan Islam Nusantara itu,” ujarnya.

Lukman juga menegaskan bahwa gagasan Islam Nusantara ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah politik. “Saya pikir Islam Nusantara tidak ada hubungannya sama sekali dengan politis,” kata Lukman.

Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan munculnya istilah Islam Nusantara tersebut. Hal ini karena Islam nusantara merupakan upaya untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki beragam istilah Islam.

"Ramai dibicarakan Islam nusantara, Islam Indonesia semua sama, makna dari Islam itu ya seperti ini, silahturahim. Tentu kita selalu bersyukur kalau kita lihat Islam di mana pun, kita jadi tumpuan kedamaian," ujar JK saat buka puasa bersama dengan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) dan HMI di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2015), seperti dikutip dari laman Metrotvnews.com.

Kalla mengungkapkan bahwa dengan berbagai istilah Islam yang berbeda-beda, Islam yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia masih mengedepankan kultur perdamaian masyarakatnya. Berbeda dengan Islam yang ada di negara-negara Timur Tengah. Menurutnya, Islam Timur Tengah disebarkan dengan cara keras, sehingga sering terjadi benturan antara Islam satu dengan lainnya. Ini yang membuat penganut agama Islam di Timur Tengah sering konflik.

"Di Timur Tengah, Islam banyak disebarkan dengan cara keras. Kalau kita tidak ada, kita Islam datang dengan kultur transisional, dibawa oleh pedagang yang menjadi tumpuan kedamaian. Ini yang perlu kita jaga. Ada harmoni, ada peran penting di dalamnya," pungkasnya.

 

Nuraini

Add comment

Submit