Muslimahdaily - Seorang siswi muslim yang memakai hijab dan seorang siswi Kristen yang memakai penutup kepala dilaporkan dilarang mengikuti ujian All-India Pre Medical Test (AIPMT) karena mereka menolak membuka hijab dan penutup kepala yang dipakai. Hal ini menimbulkan kemarahan di tengah masyarakat.
“Saya lebih baik tidak mengikuti ujian tersebut daripada harus membahayakan keyakinan saya” kata Rehana (nama disamarkan), yang sejak kecil sudah memakai abaya, seperti dilansir dari laman OnIslam.net (26/7/15).
“Ini merupakan kali pertama saya mengikuti ujian di AIPMT, namun saya tak mempermasalahkan menghabiskan waktu selama 1 tahun untuk ikut Uttar Pradesh Combined Pre-Medical Test jika apa yang saya pakai menjadi alasan mengapa mereka melarang saya ikut ujian” tambahnya.
Siswi muslim tersebut, Rehana, bukan satu-satunya siswa yang dilarang mengikuti ujian tersebut. Ada siswi lainnya yang juga mendapat perlakuan sama karena menolak membuka penutup kepalanya.
Sr. Seba, biarawati berusia 19 tahun yang telah mengikuti kelas persiapan ujian selama setahun juga tidak diijinkan mengikuti ujian karena menolak membuka penutup kepalanya.
“Namun saya kira pihak sekolah akan mengijinkan saya untuk mengenakan penutup kepala setelah sampai di tempat tes pukul 8 pagi” katanya.
“Saya seharusnya mendaftar ulang pada pukul 8.30 pagi dan sedang mengantri untuk mendaftar ulang lalu kemudian kepala sekolah menghampiri saya dan menginginkan agar saya membuka penutup kepala saya sebelum mengikuti ujian” tambahnya.
Ketika diminta untuk membuka penutp kepalanya, Seba meminta ijin untuk bisa memakai selendang untuk menutup kepalanya. Namun permintannya ini ditolak dan dia juga dilarang ikut ujian.
‘Memuakkan’
Menanggapi pelarangan siswi muslim yang berhijab dan biarawati yang bertutup kepala, cardinal Gereja Katolik Malankara, Baselios Mar Cleemis mengatakan perlakukan tersebut sangat ‘memuakkan’.
“Kami bukannya ingin menimbulkan kontroversi karena masalah ini, namun hal ini sangat mengganggu dan memuakkan bahwa biarawati dan muslim dilarang menggunakan pakaian yang mencerminkan agama mereka, meski mereka sangat siap untuk diperiksa sebelum ujian.” katanya.
Awal bulan ini, regulator sekolah di India, Central Board of Secondary Education (CBSE) mengeluarkan aturan pakaian untuk ujian medis di India yang melarang penggunaan hijab maupun penutup kepala untuk menghindari kecurangan selama ujian. Larangan berpakaian ini meluas hingga masalah sepatu, cincin, gelang, tali pinggang, syal, topi dan pakaian dengan kancing-kancing. Hal ini dikritik secara luas sebagai pelecehan bagi siswa muslim di seluruh India karena seakan-akan mereka yang berhijab akan curang dalam ujian nanti.