Muslimahdaily - “Setiap muslim adalah teroris,” kalimat yang terlontar dari seorang pria pada saat pertemuan untuk pembangunan masjid di Virginia, Amerika Serikat pada hari Selasa yang lalu. Di samping ikut berduka akan kejadian yang menimpa Paris, para Muslim Amerika juga harus hidup dengan kekhawatiran.
Muslim telah menjadi target pada beberapa insiden sejak serangan bom di Paris(13/09/15) yang mengakibatkan 129 orang meninggal dan ratusan luka-luka. Insiden seperti penembakan rumah keluarga muslim di Florida dan ditemukannya Al-quran yang dinodai dengan kotoran manusia, di depan pintu Masjid dekat Austin, beberapa waktu lalu.
Atmosfer pun semakin memburuk dengan dikeluarkannya pernyataan dari 31 gubernur negara dan politisi lainnya terhadap para Pengungsi Suriah. Ted Cruz, kandidat presiden Amerika tahun 2016 berkomentar bahwa Amerika seharusnya hanya menerima umat Kristen dari Suriah karena menurutnya “umat kristen tidak akan melakukan aksi teror”
Komentar-komerntar terhadap muslim pun telah menyebar luas di sosial media. “Komentar-komentar negatif tersebut sangat menguras emosi,” ungkap Margari Hill, Direktur Pemrograman dari Muslim Anti-Rasicm Collaborative. “Mengetahui kepercayaan saya membuat saya dibenci di Amerika merupakan kenyataan yang menyedihkan”, tambah Hill. Kebencian tersebut tidak hanya melukai para muslim.
Seorang sikh dari Kanada mendapati dirinya menjadi target serangan online, saat foto dirinya di photoshop sehingga menyerupai pelaku bom bunuh diri di Paris.
Faisal Naeem, anggota dewan dari Pusat Islam di Pfugerville yang merupakan tempat ditemukannya al-quran yang penuh dengan kotoran manusia ditemukan, menganggap bahwa tuduhan terhadap muslim bukan merupakan suatu hal yang baru. “Tuduhan tersebut, baik kita terlibat atau tidak, akan terus dijatuhkan pada umat muslim. “
Ahussain, staf pengacara pendukung Muslim mengungkapkan bahwa teman-temannya yang mengenakan hijab teringat pada situasi setelah peristiwa 9/11 saat tuduhan dan ketakutan akan muslim menyebar luas dan membuat mereka takut untuk mengenakan hijab.
Berdasarkan data dari FBI (Federal Burreau of Investigation), setelah peristiwa 9/11 kebencian pada muslim meningkat dari 28 insidens pada tahun 2000 hingga 481 di tahun 2001. Data terakhir pada tahun 2014, menunjukan bahwa jumlah kriminalitas atas dasar kebencian pada muslim stabil beberapa tahun belakangan. Meskipun data tahun 2015 belum tersedia, diprediksikan jumlah kriminalitas atas kebencian akan meningkat kembali.