Muslimahdaily - Arab Saudi memutuskan untuk menutup Masjidil Haram bagi jamaah pada hari Arafah dan Idul Adha mendatang guna mencegah penyebaran virus corona.
Melansir dari Republika, Kamis (23/7), Mayjen Mohmmed bin Wasl al-Ahmadi selaku asisten komandan pasukan keamanan haji untuk Masjidil Haram mempersilahkan masyarakat Makkah berbuka puasa pada hari Arafah di kediaman masing-masing.
"Penangguhan shalat di Masjidil Haram dan bangunan luarnya akan berlanjut. Kami mempersilakan orang-orang Makkah untuk berbuka puasa pada hari Arafah di rumah mereka," ujarnya.
Al-Ahmadi juga menambahkan bahwa pihaknya berfokus pada aspek kesehatan. Maka dari itu, tahap pertama perencanaan haji telah rampung dan telah ditentukan jalur khusus ketika mengelilingi Ka'bah dan ritual sai mendatang.
"Kami terutama berfokus pada aspek kesehatan tahun ini karena situasi yang luar biasa. Tahap-tahap yang tersisa akan dilaksanakan dalam beberapa hari mendatang," tutur al-Ahmadi.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa pemerintah Arab Saudi telah resmi membatasi jumlah jamaah haji tahun ini dikarenakan pandemi. Selain itu, sejumlah protokol keamanan dan pembatasan yang harus dipatuhi selama penyelenggaraan ibadah haji telah dikeluarkan oleh Arab Saudi guna mencegah penyebaran Covid-19.
Tindakan pencegahan tersebut diantaranya, para jamaah, petugas di situs-situs suci, dan otoritas yang mengatur haji harus menggunakan masker setiap saat. Akan ada pos pemeriksaan suhu tubuh di semua pintu masuk, termasuk pintu tempat penginapan, area tunggu bus, dan Masjidil Haram.
Bahkan sejak 19 Juli hingga 2 Agustus, para jamaah dilarang memasuki situs-situs suci seperti Mina, Muzdalifah, dan Arafah tanpa izin haji. Dilarang pula berkerumunan bahkan di dalam tenda penginapan.
Satu tenda memiliki luas 50 meter persegi dan hanya dihuni oleh 10 orang saja. Para penghuni dilarang berbagi barang-barang pribadi seperti handuk, peralatan pelindung, alat komunikasi, pakaian, dan sejenisnya.
Para jamaah masih bisa menunaikan shalat berjamaah. Tetapi, tetap harus mematuhi beberapa aturan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak sekitar 1,5 hingga 2 meter.
Jamaah juga akan diberikan batu yang sudah disterilisasi dan dikemas ketika proses "lempar jamrah" nantinya. Prosesi dilakukan secara bergiliran dengan hanya 50 orang yang diizinkan dalam satu gelombang.
Aturan lainnya yang juga harus dipatuhi para jamaah yaitu dilarang menyentuh Ka'bah dan mencium Hajar Aswad. Bagi para jamaah yang dicurigai terinfeksi Covid-19, mereka tetap dapat melanjutkan prosesi haji. Sebab, mereka telah mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis. Namun, jamaah yang dicurigai tersebut akan digabung dengan kelompok yang sama dan tinggal di akomodasi terpisah dari jamaah haji lainnya.
Alat transportasi seperti bus yang digunakan oleh para jamaah hanya boleh menampung separuh dari total kapasitas. Di dalam bus, anggota keluarga tetap diizinkan duduk berdampingan apabila ada ketersediaan kursi.