Muslimahdaily - Wabah COVID-19 yang belum juga usai membuat hampir semua orang mulai menyesuaikan diri. Termasuk juga yang dilakukan oleh Hannie Hananto. Sebagai perancang busana, Hannie Hananto berbagi pengalaman upaya adaptasi yang terjadi akibat pandemi, terutama pasca penerapan kebijakan PSBB yang berdampak pada sulitnya persediaan bahan baku, sumber daya manusia dan pemasaran yang terbatas.
Founder Indonesia Fashion Chamber (IFC) ini mengaku sejak April 2020 lalu mengalami beberapa kendala dalam karirnya sebagai fashion designer.
“Sejak April, banyak event-event yang terpaksa harus di cancel, padahal persiapan sudah matang sejak 2019,” kata Hannie saat webinar series Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020, Jumat (27/11).
Oleh karena itu dalam beradaptasi dengan pandemi, Hannie harus mengambil keputusan dan mencari solusi, yaitu secara terpaksa memberhentikan beberapa karyawannya. Dalam pemaparannya, Hannie mengatakan juga mempunyai solusi lain terkait adaptasi terhadap bisnisnya yaitu memulai pemasokan bahan baku melalui e-commerce dan media sosial, yang sebelumnya terjun ke lapangan, kini harus bisa dan mempelajari marketing secara digital.
Hannie juga memaksimalkan platform digital dengan sebaik-baiknya. Ia berusaha mengusung konsep penjahit LDR (long distance relationship) yang menggunakan video call untuk memantau pekerjaan menjahit dari jarak jauh. Tak ada yang berbeda dari kegiatannya menjahitnya, hanya saja kali ini instruksi, masukan ide dan desainnya disampaikan secara daring.
Tak sampai situ, Hannie juga berusaha memanfaatkan tren dengan cara memasarkan produknya lewat media sosial digital TikTok, dan tak lupa juga Instagram. Kiatnya ini juga dibarengi dengan aktif berpartisipasi dalam virtual show.