Muslimahdaily - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang fatwa, Asrorun Niam Sholeh menyebut bahwa 53 awak KRI Nanggala 402 yang gugur dalam menjalankan tugasnya, wafat dengan keadaan syahid. Ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk memanjatkan doa atas gugurnya 53 awak KRI Nanggala 402.

“Setiap Muslim yang matinya tenggelam, terlebih dalam tugas negara merupakan mati syahid. Korban KRI Nanggala 402 yang teridentifikasi sempat sholat berjamaah sebelum berlayar, menjalankan tugas kedinasan, tugas negara, karena mereka termasuk syuhada,” tutur Asrorun, Senin (26/4), dilansir dari laman Republika.

Menurut ketua MUI bidang fatwa ini, peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 tidak hanya menjadi kabar duka bagi keluarga dan TNI saja bahkan seluruh masyarakat Indonesia yang turut merasakan kehilangan yang mendalam. Asrorun pun mengajak umat Muslim untuk mengadakan shalat gaib dan mendoakan para korban

Dengan harapan, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran atas musibah yang terjadi. Tak hanya itu, Asrorun juga mengajak masyarakat untuk sama-sama membantu meringankan duka keluarga berupa memberikan beasiswa kepada anak-anak awak KRI Nanggala 402.

“Mari berpartisipasi untuk meringankan duka mereka, termasuk dengan memberi beasiswa bagi putra putri yang ditinggalkan,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadji Tjahjanto menyatakan 53 awak kapal KRI Nanggala 402 telah gugur. Yang mana kapal selam ini membawa 53 awak kapal terdiri atas 49 ABK, tiga personel senjata, dan seorang komandan satuan.

“Dengan kesedihan yang mendalam, selaku panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel onboard KRI Nanggala 402 telah gugur,” katanya dalam konferensi pers, Minggu (25/4), dilansir dari Kompas..

Kapal tersebut hilang kontak sesaat komandan pelatihan ingin memberikan otoritas terhadap penembakan terpedo. Panglima menuturkan status kapal KRI Nanggala 402 menjadi subsunk (tenggelam) setelah dilakukan pencarian selama 72 jam.

Pada hari Sabtu (24/4) merupakan hari ketiga sejak KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4) di perairan utara Bali. Ketersediaan oksigen pada Sabtu pagi pun menjadi batas akhir life support (pendukung untuk hidup) bagi Kru KRI Nanggala 402, yakni 72 jam.

Tentunya, kapal selam KRI Nanggala 402 telah tenggelam serta 53 awak yang gugur diperkuat dengan bukti-bukti otentik. Panglima pun menambahkan kru KRI Nanggala 402 yang gugur akan diberikan penghargaan.

“Kepada prajurit Hiu Kencana akan kami ajukan secara berjenjang kepada presiden berupa kenaikan pangkat,” ucap Hadi.