Berbagai Informasi Situasi Terkini Pasca Gempa Bumi di Cianjur

Muslimahdaily – Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ditimpa musibah gempa dengan kekuatan magnitudo (M) sebesar 5,6 pada Senin (21/11/22) siang, tepatnya pukul 13.21 WIB. Tak hanya di Cianjur, gempa ini terasa juga di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok hingga Tangerang Selatan.

Penyebab gempa ini diduga karena adanya pergerakan dari Sesar Cimandiri. Hal ini disampaikan oleh pihak BMKG.

"Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri, jadi bergerak kembali," ungkap Dwikorita, Kepala BMKG dikutip dari Detik.com.

Dari laman Merdeka.com, Irwan Meilano yang merupakan Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan Sesar Cimandiri masuk ke dalam golongan sesar aktif. Sesar sendiri merupakan bidang rekahan yang disertai dengan adanya pergeseran, mengalami retakan, atau memiliki celah.

Update Korban Jiwa

Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB, korban jiwa yang tewas menjadi 268 dengan yang sudah teridentifikasi adalah 122 jenazah dan 155 jiwa masih belum ditemukan. Hal ini disampaikan langsung oleh Suharyanto selaku Kepala BNPB Letjen TNI.

"Korban meninggal dunia 268 jiwa, yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah, masih ada korban hilang sejumlah 151 orang, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan," terang Suharyanto dikutip dari laman BNPB.

Sementara itu untuk korban luka-luka terdapat 1.083 jiwa.

Pendataan terkait korban jiwa ini akan terus diperbaharui setiap sore oleh BNPB.

Kerugian yang Dialami

Akibat guncangan gempa di Cianjur, selain banyak korban jiwa yang terenggut, warga yang terdampak juga mengalami kerugian infrastruktur. Melansir dari laman BNPB, diketahui sebanyak 22.198 unit rumah serta bangunan yang roboh atau mengalami kerusakan. Hal itu membuat 58.362 warga terpaksa mengungsi di tenda besar atau posko darurat pasca bencana gempa bumi yang sudah didirikan oleh BNPB, pemerintah, TNI/Polri dan bantuan lembaga lainnya.

Selain itu, kini warga yang mengungsi sudah bisa menggunakan dapur umum untuk memasak makanan sendiri.

"Dapur umum telah beroperasi, kalau masih ada yang kurang dan belum terlayani, lambat laun akan kami perbaiki," ujar Suharyanto.

Warga Cianjur yang mengungsi memencar ke beberapa wilayah. Melansir dari laman News.okezone.com, Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar mengatakan pada Selasa (22/11) pukul 03.00 WIB, warga yang mengungsi di Kabupaten Cianjur sebanyak 5.465 orang, sementara yang mengungsi di Kabupaten Sukabumi terdapat 13 dan Kabupaten Bogor hanya tiga orang.

Tanggapan Pemerintah

Pasca kejadian gempa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantas datang ke lokasi kejadian meninjau sejumlah rumah dan bangunan yang terdampak. Lokasi pertama yang ditinjau Jokowi adalah jalan raya Cibeureum, penghubung wilayah Bogor-Cianjur di Kecamatan Cugenang yang sempat tertimbun longsor namun kini telah dapat dilalui kendaraan.
Selesainya peninjauan, Jokowi kemudian menyampaikan rasa dukanya kepada korban atas musibah yang terjadi.

"Pertama-tama atas nama pribadi, atas nama pemerintah, saya ingin menyampaikan dukacita yang mendalam, belasungkawa atas terjadinya musibah gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat," ungkap Jokowi pada Selasa.

Presiden Indonesia itu juga akan memberikan bantuan berupa dana sebesar Rp 10 juta hingga Rp 50 juta untuk korban yang rumahnya telah rusak, baik berat maupun ringan. Untuk lebih rincinya, rumah yang mengalami kerusakan berat mendapatkan Rp 50 juta, rusak sedang sebanyak Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.

Selain itu Jokowi juga akan mengarahkan agar perbaikan rumah nantinya menggunakan standar bangunan antigempa, mengingat wilayah tersebut memang daerah yang rawan gempa. Untuk ke depannya warga yang bertempat tinggal di Cianjur juga dapat merasakan keamanan.

Hingga kini pemerintah telah menginstruksikan jajaran menteri hingga TNI/Polri untuk membantu pembukaan akses jalan dan penyelamatan korban akibat longsor.

Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Ditutup

Tak lama setelah kejadian gempa yang mengguncang Cianjur, rumor mengenai Gunung Gede Pangrango yang mengalami erusi dan hendak meletus beredar di sosial media.

Di sebuah video nampak gunung tersebut meletus yang diawali dengan percikan api. Akibatnya banyak masyarakat yang resah dan panik dikarenakan dikatakan sebagian warga dari Singabarong yang menyaksikan fenomena tersebut.

Karena ramai dibicarakan, Sahyudin selaku Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) pun langsung memberi klarifikasi bahwa kabar Gunung Gede yang berada di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi itu tidaklah benar.

Kendati begitu, pihak dari BBTNGGP pada Selasa (22/11) tetap secara resmi mengeluarkan surat edaran terkait penutupan sementara untuk kegiatan pendakian dari tanggal 22 November 2022 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Bagi para pendaki yang sudah terlanjur melakukan pembayaran melalui booking online, BBTNGGP mengimbau untuk menjadwal ulang waktu pendakian demi keemanan dan keselamatan.

Add comment

Submit