Muslimahdaily - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengumumkan hasil sidang Isbat yang digelar sore hari ini. Mempertimbangkan data pemantauan hilal di seluruh Indonesia, serta berdasarkan kriteria MABIMS yang telah ditetapkan, maka 1 Syawal atau Idulfitri 1444 Hijriah jatuh pada Sabtu (22/4).
Kementerian Agama (Kemenag) melalui sejumlah Kantor Wilayah (Kanwil) di berbagai daerah melaporkan bahwa kondisi hilal belum mencukupi syarat untuk pergantian bulan dari Ramadan ke Syawal pada Kamis (20/4). Hal ini diungkapkan dalam seminar Kemenag yang merupakan bagian dari rangkaian sidang isbat di Jakarta. Sejumlah Kanwil melaporkan posisi hilal yang masih cenderung di bawah tiga derajat.
Dengan kondisi demikian, pada umumnya dan berdasarkan ketetapan Kemenag di tahun sebelumnya, datangnya 1 Syawal akan digenapkan dengan melakukan ibadah puasa satu hari lagi. Artinya, jika pertimbangan tersebut diambil pada tahun ini, maka 1 Syawal atau Idul Fitri 1444 Hijriah akan jatuh pada Sabtu (22/4).
Kemenag menggunakan kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dalam penetapan 1 Syawal, yakni ketinggian hilal 3º dan elongasi atau sudut Bulan-Matahari 6,4º.
Hilal merupakan bulan sabit pertama yang teramati sesudah magrib sebagai penanda awal bulan hijriah. Hilal menjadi bukti paling kuat telah bergantinya periode fase bulan yang didahului oleh bulan sabit tua dan bulan mati.
Kemenag telah menentukan 123 titik pemantau hilal 1 Syawal 1444 H di seluruh provinsi di Indonesia. Tim berasal dari petugas Kanwil Kemenag yang bekerja sama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam, serta instansi terkait.