Muslimahdaily - Pasukan Israel tidak berhenti melakukan serangan dan menahan akses bantuan kepada warga Palestina di Jalur Gaza. Akibatnya, warga Palestina yang terjebak di Jalur Gaza yang terkepung, kini terpaksa memakan rumput.

Laporan ini disampaikan oleh Lembaga Internasional ActionAid  yang menyatakan bahwa warga gaza terpaksa makan rumput untuk menghindari kelaparan ditengah serangan militer Israel yang tak berhenti.

"Masyarakat sangat putus asa sehingga mereka makan rumput dalam upaya terakhir untuk mencegah kelaparan," kata Riham Jafari, koordinator advokasi dan komunikasi di ActionAid Palestine, dilansir Middle East Monitor, Senin (11/02).

"Setiap orang di Gaza kini kelaparan, dan mereka hanya memiliki 1,5 hingga 2 liter air yang tidak aman per hari untuk memenuhi semua kebutuhan mereka," tambahnya.

Selain situasi kemanusiaan, krisis pangan, kurangnya air dan perawatan medis, warga Gaza yang telah berpindah lokasi pengungsian beberapa kali sejak 7 Oktober, sekarang dikabarkan akan dipaksa keluar dari tempat penampungan.

ActionAid melaporkan bahwa hal itu disebabkan karena tentara Israel akan memperluas serangan daratnya ke kota paling Selatan Gaza, yaitu Rafah. Diketahui, di wilayah Rafah, terdapat 1,4 juta warga Palestina yang tinggal di tenda-tenda darurat.

"Tidak ada tempat tersisa bagi orang-orang di Gaza untuk melarikan diri. Lebih dari 85% dari 2,3 juta penduduknya terpaksa meninggalkan rumah mereka selama empat bulan terakhir, dengan banyak yang mengungsi beberapa kali," tulis ActionAid dalam sebuah pernyataan.

"Gelombang besar orang yang tiba di Rafah telah memberikan tekanan besar pada infrastruktur dan sumber daya, namun orang-orang terus berdatangan dalam jumlah ribuan," kata ActionAid.

Kondisi kepadatan di tempat-tempat pengungsian di Rafah sangat ekstrem, dengan ruang yang hanya tersedia hanya berupa tenda. Beberapa tenda diantaranya diisi oleh 12 orang lebih. Ribuan orang berdesakan tinggal di tempat penampungan yang jauh dari kata layak huni dan lingkungan sehat, karena ribuan orang tersebut harus berbagai untuk satu toilet. Hal ini mengkhawatirkan akan berpotensi untuk menyebarkan penyakit menular.

"Tanpa cukup makan dan tanpa pakaian yang memadai untuk cuaca dingin dan hujan, orang lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi yang menyebar dengan cepat melalui populasi," kata ActionAid.

Riham Jafari, Seorang anggota ActionAid menentang dengan tegas rencana invasi darat Israel ke wilayah Rafah.

“"Kami sangat prihatin dengan laporan potensi invasi darat di Rafah dan peningkatan serangan udara di wilayah tersebut. Biar kami perjelas: setiap peningkatan permusuhan di Rafah, tempat lebih dari 1,4 juta orang mengungsi, akan menjadi bencana besar... Ke mana lagi penduduk Gaza yang kelelahan dan kelaparan harus pergi?", ucap Jafari.

Widya Salsabila Nasith

Add comment

Submit