Muslimahdaily - Munculnya kembali kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) di Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi jemaah haji Indonesia yang akan atau sedang berada di Tanah Suci.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Fikri Faqih, mengimbau seluruh jemaah haji RI untuk menjaga kondisi kesehatan tetap prima selama menunaikan ibadah suci.
MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius yang disebabkan oleh virus corona yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012. Virus ini diketahui dapat menular dari hewan ke manusia, terutama dari unta dromedari, dan juga dapat menyebar antarmanusia melalui kontak dekat, terutama di fasilitas kesehatan. Gejala khas MERS-CoV meliputi demam, batuk, dan sesak napas, yang dalam kasus parah dapat berkembang menjadi pneumonia berat dan sindrom gangguan pernapasan akut, bahkan membutuhkan perawatan intensif.
Tingkat kematian (CFR) di antara kasus yang terkonfirmasi dilaporkan sekitar 35-36%, meskipun angka ini bisa lebih tinggi karena kasus ringan atau tanpa gejala seringkali tidak terdeteksi.
Abdul Fikri Faqih, dalam keterangannya yang dikutip dari laman resmi DPR RI pada Selasa (20/5/2025), menekankan pentingnya persiapan kesehatan yang matang.
"Lakukan pemeriksaan kesehatan lengkap, lengkapi imunisasi yang diwajibkan, dan perbanyak istirahat serta konsumsi makanan bergizi," ujarnya.
Imbauan ini ditujukan baik bagi jemaah yang masih menunggu keberangkatan maupun yang sudah berada di Arab Saudi.
Pencegahan penularan MERS-CoV menjadi fokus utama. Politisi dari Fraksi PKS ini juga mengingatkan jemaah untuk selalu menggunakan masker, terutama di area keramaian seperti Masjidil Haram dan Nabawi, serta saat berada di dalam bus atau di area Mina dan Arafah.
"Hindari kontak langsung dengan orang yang tampak sakit dan juga hewan ternak, terutama unta," imbuh Abdul Fikri.
Unta diketahui sebagai reservoir alami virus MERS-CoV, dan penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, termasuk menyentuh, digigit, atau mengonsumsi produk unta yang tidak dimasak dengan benar seperti susu mentah atau daging yang kurang matang.
Selain itu, asupan cairan yang cukup juga sangat krusial untuk mencegah dehidrasi di tengah cuaca panas Tanah Suci.
"Pastikan asupan cairan cukup untuk mencegah dehidrasi. Jika merasa kurang sehat, segera laporkan kepada petugas kesehatan kloter atau sektor," tegasnya.
Abdul Fikri Faqih menutup imbauannya dengan mengingatkan bahwa menjaga kesehatan merupakan bagian integral dari ikhtiar dalam beribadah. "Ingatlah bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari ikhtiar kita sebagai hamba Allah," pungkasnya.
Kesadaran dan tindakan proaktif dari setiap jemaah diharapkan dapat meminimalkan risiko penularan MERS-CoV dan memastikan kelancaran ibadah haji. Saat ini belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk MERS-CoV, sehingga tindakan pencegahan dan penanganan gejala menjadi sangat penting.